Gelap Pembelajaran Online Guru dan Peserta Didik Sekolah di Kampung

Melihat pandemi Corona virus Desease (COVID-19) masih status darurat dengan penuh kewaspadaan lagi-lagi Gubernur Nusa Tenggara Timur mengeluarkan instruksi nomor : 443/102/PK/2020 sebagaimana dimakasud diktum ke satu dalam instruksi tersebut maka perpanjangan masa dirumahkan bagi peserta didik, guru dan tenaga kependidikan untuk melaksanakan pembelajaran di rumah (home learning) yang semula sampai dengan tanggal 22 April 2020, menjadi sampai dengan tanggal 30 Mei 2020 dan masuk kembali pada tanggal 1 Juni 2020. Hal ini terpaksa lembaga pendidikan se-NTT untuk sementara waktu pembelajaran dirumahkan (home learning). Bentuk mengantisipasi Bencana wabah penyakit akibat Corona virus Desease (COVID-19). Gubernur Nusa Tenggara Timur masih mengimbau hal yang sama bahwasannya tingkat kewaspadaan berlanjut lama.

Hujan Corona virus Desease (COVID-19) terus merengut nyawa dari hari ke hari di tanah air , virus ini bermula di negeri Wuhan. Virus Corona tak terlihat namun nyata menyerang siapa saja dan kapan saja. Kini angka angka positif Covid-19 meningkat bukan malah menurun. Virus ini tak tau kapan berakhir. Virus mematikan ini berujung pada tahun 2020 yang membuat semua golongan dari pelbagai instansi negeri dan swasta di Indonesia juga belahan dunia guncangan takut.

Melaju masyarakat Indonesia di kampung-kampung terpelosok juga ikut panik dan takut dari isu-isu yang beredar di media berita yang berbagai versi tentang plus dan minus Covid-19.

Sampai saat ini Guru juga siswa/i ikut panik dan takut. Selain panik, siswa/i juga mengeluh susah dan miskin untuk mendapatkan sarana pembelajaran online di rumah bersifat edukatif via media; Televisi, Komputer, Handphone android, internet dan media lainnya. Banyak hambatan siswa/i saat ini mendapatkan pembelajaran masa pandemi Corona virus Desease (COVID-19) di kampung. Mengeluh resah dan dilema hati terus menghantam Guru dan Peserta didik yang lahir di pelosok.

Beberapa Desa akses jaringan 4G masih kategori lambat yang saya jumpai Senin, 27/4/2020 di Kec. Pacar, Kab. Manggarai Barat antara lain; ( Desa Compang, Desa Manong, Desa Pacar, Desa Golo Lajang Barat, Desa Golo Lajang, Desa Waka dan Desa Pongkolong, juga masih banyak desa lain mengalami hal yang sama. Dari beberapa desa tersebut hanya ada beberapa titik saja jaringannya bagus, baik jaringan 4G Telkomsel maupun 4G Indosat Ooredoo. Kesulitan akses jaringan ini hemat saya merupakan problem besar dalam berbagai aktivitas dari berbagai instansi baik lembaga pemerintahan maupun lembaga pendidikan khususnya.
Kemudian, di Desa Pacar (satu) dan Desa Compang (satu) masing-masing memang ada Tower Indosat Ooredoo namun, akses jaringan tidak stabil 100% atau belum lancar.

Menanggapi Program Kemendikbud Republik Indonesia mulai pembelajaran di rumah ( home learning ) perdana dimedia TVRI pada, Senin 13/4/2020, yang tak tentu kapan pembelajaran itu berakhir. Pembelajaran di rumah ( home learning ) dengan cara menonton siaran TV- Chanel TVRI itu sah-sah saja, perlu ditinjau itu hanya berlaku untuk orangtua murid yang mempunyai TV dirumahnya, sementara peserta didik yang lain masih kategori ekonomi lemah /miskin orang tuanya tidak mendapatkan apa-apa, sangat sedih dan gelap.

Melihat kondisi itu, perlu dikaji lagi bersama tentang alternatif atau pun langkah yang tepat menindaklanjuti keberhasilan pendidikan di tanah air.

Keberhasilan pendidikan saat Pandemi Covid-19 sejauh ini jelas bukan hanya obor di tangan guru. Pendidikan akan membuahkan hasil menuju maksimal ketika sarana dan prasarana mendukung untuk mencerdaskan kehidupan anak bangsa di sekolah pelosok negeri.

Oleh karena itu, persoalan ini menjadi catatan penting untuk kemudian bahan evaluasi Kemenkominfo dan Kemendikbud Republik Indonesia demi kesuksessan nasib anak-anak bangsa dihari yang akan datang.