Ego Fatamorgana
kumpulan puisi terbaik
Egooo...
Ah,, bukan egoku?_
egomu seumpama mengelapkan benih_benih mutiara memekar
Hujan yang kesekian kalinya
hujan merengkuh ilusi pun
ku mengeja pena cumbui mimpi berbalut materi
Sebelum aku menyunting kata_kata kalbu
Kata_kataku buah dari otakku
Tulisanku tanpa kaku bukan hanya tentang aku dan kamu tau
Namun, untuk kita yang
Berdiri didinding kaki_kaki langit
Lalu, kata senyuman bangkitkan gairah juang
Mematuhi rinduku dibalik pelangi fatamorgana
Majas_majas rapi indah sebening bola matanya
Tertegun pada sajak tak henti Laksana sang surya tak tenggelam diwajahnya
Di persimpangan jalan,
merenung sepintas aura zaman pada secarik kertas
Ujung pena, mulanya diam
tetesan bak kasih membentuk
mimpi belum usai diceritakan
Terobsesi sebuah seni masa kini
Hidangan upeti isyarat jujur runtuh mengelabui bahasa dalam sanubari
Waktu memelesat berlalu, esok hari tak seperti hari ini
Kesombongan, seni hidup, pun hawa nafsu tak teratur dipaksa zaman
Semua bukan tentang cinta namun animo
Menoleh dengan jujur,
Tak kaku bukan beralasan ragu
Dan...
Entahlah...
Mengira harus tau
Helung, 23 Maret 2020
Oleh: Hironimus Deo
Egooo...
Ah,, bukan egoku?_
egomu seumpama mengelapkan benih_benih mutiara memekar
Hujan yang kesekian kalinya
hujan merengkuh ilusi pun
ku mengeja pena cumbui mimpi berbalut materi
Sebelum aku menyunting kata_kata kalbu
Kata_kataku buah dari otakku
Tulisanku tanpa kaku bukan hanya tentang aku dan kamu tau
Namun, untuk kita yang
Berdiri didinding kaki_kaki langit
Lalu, kata senyuman bangkitkan gairah juang
Mematuhi rinduku dibalik pelangi fatamorgana
Majas_majas rapi indah sebening bola matanya
Tertegun pada sajak tak henti Laksana sang surya tak tenggelam diwajahnya
Di persimpangan jalan,
merenung sepintas aura zaman pada secarik kertas
Ujung pena, mulanya diam
tetesan bak kasih membentuk
mimpi belum usai diceritakan
Terobsesi sebuah seni masa kini
Hidangan upeti isyarat jujur runtuh mengelabui bahasa dalam sanubari
Waktu memelesat berlalu, esok hari tak seperti hari ini
Kesombongan, seni hidup, pun hawa nafsu tak teratur dipaksa zaman
Semua bukan tentang cinta namun animo
Menoleh dengan jujur,
Tak kaku bukan beralasan ragu
Dan...
Entahlah...
Mengira harus tau
Helung, 23 Maret 2020
Oleh: Hironimus Deo
Komentar
Posting Komentar