Kerapuhan Si Dekil
Kerapuhan Si Dekil
Teriakan terus mengepul
Awal pagi hingga senja
Berdiri tegak sajikan makna
Menahan luka yang terus mengangah
Dalam surat insan_insan terbelenggu
Sang guru meramu pasti
Sang guru bukan robot
Mengapa mesti dicaci maki?
Lidah berujung tajam
Berceloteh tak menoleh pada si dekil
Lalu, ujung_ujung kata maaf merenung
Yah..
Sang guru selalu disalahkan Dimata kalian
Dulu, lenyapkah didikan melekat di kepala kalian?
Hingga engkau tak tau diri
Berkata tak memakai hati
Merenungi pada musim, dilema?
Menerangi kerapuhan si dekil
Yang biasa kupaksa pecahkan kegelapan
Menitip dengan tulus
Tinggalkan jejak mengiris
Pak tua, mengapa engkau berbeda dengan si tua itu?
Merenung kerapuhan si dekilnya
Tak bersuara jikalau salah
Yah..
Menitipmu sementara
Lalui ujung hari penuh keresahan
Walau engkau sunggingkan senyum apa yang terjadi?
Disini engkau mengukir sejarah bukan amarah!!!
Puing, 25 Februari 2020
Oleh : Hironimus Deo
Teriakan terus mengepul
Awal pagi hingga senja
Berdiri tegak sajikan makna
Menahan luka yang terus mengangah
Dalam surat insan_insan terbelenggu
Sang guru meramu pasti
Sang guru bukan robot
Mengapa mesti dicaci maki?
Lidah berujung tajam
Berceloteh tak menoleh pada si dekil
Lalu, ujung_ujung kata maaf merenung
Yah..
Sang guru selalu disalahkan Dimata kalian
Dulu, lenyapkah didikan melekat di kepala kalian?
Hingga engkau tak tau diri
Berkata tak memakai hati
Merenungi pada musim, dilema?
Menerangi kerapuhan si dekil
Yang biasa kupaksa pecahkan kegelapan
Menitip dengan tulus
Tinggalkan jejak mengiris
Pak tua, mengapa engkau berbeda dengan si tua itu?
Merenung kerapuhan si dekilnya
Tak bersuara jikalau salah
Yah..
Menitipmu sementara
Lalui ujung hari penuh keresahan
Walau engkau sunggingkan senyum apa yang terjadi?
Disini engkau mengukir sejarah bukan amarah!!!
Puing, 25 Februari 2020
Oleh : Hironimus Deo
Komentar
Posting Komentar