Kumpulan Puisi Siswa/i SMAN 1 PACAR 2020



Mengusir Egoisme

Ah, dasar kau egoisme
Engkaulah yang menghancurkan
Engkau yang menghancur negeri ini
Engkau pernah melekat pada diriku juga yang lain
Oh, egois
Kueja engkau tak panjang
Namun kadang engkau menjadi malu
Karena ulahku dalam diriku rapuh

Aku akan melenyapkkanmu
Dari hidupku
Engkau yang membuatku angkuh
Kulenyapkan, lenyap....
 hingga tak melekat pada diriku
kini kukuburkan bersama senja

Puing, 10 Januari 2020
Karya : Kristianus Garman
Kelas : X Bahasa



Keringat Suci


Engkau sang pejuang yang menenun mimpi
Disaat malam, dikala engkau sedang tidur
Aku menatapmu dengan penuh rasa haru
Terbayang akan perjuanganmu untuk kami buah hatimu
Hingga saat ini kasihmu bak embun meyejuk dipengujung pagi
Butiran - butiran bening  membentuk  digurat wajahmu
Menggumpal mimpi bagai es kutub
Lambang kasih dan pengorbananmu
Duniaku yang gulita dan suram
Mampu engkau terangi dengan caramu
Aku merenung teguh dihari-hariku
Dengan senyumman obat rasa gundahku pun haru karuan
Ketika aku melangkah kesekolahku
Ayahku...
Lihatlah fajar diufuk timur mulai bangun
Dan siap menerangi hati yang kaku dan ragu
Ketika pikiranmu sedang kacau
Ketika tubuhmu letih engkau kadang sembunyi
Engkau masih tetap mengutamakanku dalam
Kesucian buah kerigatmu

Noa, 12 Januari 2020
Karya : Oktaviani Jemian  (“VIANI”)
Kelas : XI IPS 3


Air Mata Emas


Malam semakin larut sunyi menikam erat
Tetesan air mataku meleleh kesela-sela kelopak
Aku berpikir apakah ini artinya?
Kakiku melangkah pun bergetarlah jiwa ragaku
Menandakan aku lahir pun rapuh tak berdaya
Tuhanku,
Dalam hatiku merenung
Mungkinkah ini namanya takdir
Ataukah ini adalah kemalasan menggerogoti otakku
Meskipun hidupku dipojok karena kemiskinan
Namun itu bukan jadi alasanku tuk berhenti bermimpi
Karena ku tau aku masih beri kesempatan tuk  berjuang seperti yang lain
Kehidupan membutuhkan proses
Pun perjuangan membutuhkan proses dan pengorbanan
Kelak disuatu hari nanti aku kabarkan pada dunia
bahwa aku ada dan berdiri di atas tahta itu

Mawe, 12 Januari 2020
Karya : Fransiskus S. Abadi
Kelas : X Bahasa A



Lestari Tradisiku


Jika kelahiranku tanpa dirimu
Aku tak tau keturunan siapakah aku ini?
Jika hidupku tanpa dirimu
Aku tak tau seperti apa hidupku
Jika engkau takkan  ku pertahankan
Engkau mungkin punah bersama sombongnya zaman
Jika perjuanganku tanpa aku lahir bersamamu
Aku yakin hidup ini sia-sia
Wahai pemuda pemudi Manggarai
Lestarikan budayamu saat usia masih pagi
Dipundakmu titipkan sejuta harapan
Di depan keningmu ada lukisan tua warisan leluhur
Tak lapuk oleh musim tak lekang oleh waktu
Budayaku..
Budaya corak tradisi asli Manggarai
Warisan leluhur tanpa ada kata taku
Sampai waktu ku pergi
Hanya engkau awali langkahku kokoh
Dan pulang membawa berkah impian yang aku cita-citakan

Puing, 10 Januari 2020
Karya : Bernadeta Juita
Kelas : X Bahasa  A




Pemimpin Gila Materi


Benih- benih pemimpi
Disini ditanah ini sudah mulai tumbuh
Namun, benih itu dibiarkan gelandangan
Berserakkan dekil dijalanan
Tanpa hirau, tanpa peduli oleh negeri ini
Sungguh kejam dunia
Sungguh malang nasib anak bangsa
Sudah sekian banyak insan lemah
Yang tak mengenal sekolah
Lantaran miskin menikam dada
Perih,  kelu. lalu mendesah tepatri dalam nadi
Kecerdasan hanya milik mereka yang berkesempatan
Pemimpin gila materi
Merampas hak anak bangsa karena ketidakadilan
Pantas dan tidak pantas negeri ini miskin
Karena pemimpin berdasi yang mencintai materi

Puing, 12 Januari 2020
Karya : Emerensiana Jelita
Kelas : XII IPS 1




Cahaya dikegelapan


Karenamu aku didik
Karenamu aku bisa mengerti arti sebuah kata
Karenamu pula aku bisa menjadi manusia
Hingga berdiri sampai saat ini
Engkau kini hadir memberi seribu inspirasi
Kehadiranmu membuat aku mengerti
Arti sebuah kehidupan
Kehadiranmu pula mampu mencerdaskan kehidupan anak bangsa
Aku tak tau apa yang bisa kuibaratkan sepertimu
yang mencetak ribuan benih-benih pejuang
ditubuhmu engkau tak pernah mengajarkan korupsi
 namun mengapa ada korupsi di negeri ini
namun aku tau engkau hanya seberkas sinar
yang selalu bersinar dikala kegelapan dan kehampaan akal anak bangsa
Wahai engkau pendidikan
tanpa kehadiramu aku tak tau seperti apakah aku sekarang
kini engkau telah berhasil menyelamatkan belenggu kehidupan anak bangsa yang berada diambang pintu kehancuran

Watu Wangka, 10 Desember 2019
Karya : Fatima Lahim (“FAT”)
Kelas : XII IPS 3



Pohon Kehidupan

Dibalik tirai hujan sore itu
Pohon-pohon menari-nari diseberang jalan pun lembah
Sejuk, segar penuh gairah dan daya hidup
Akar mencakar berpijak fondasi insan-insan pejuang
Kokoh perkasamu membuat engkau kuat menahan badai
Ranting –ranting menambah elok ditubuhmu
Kuat berpendirian jujur
Mengayomi masyarakat disekitar tubuhmu
Diam, kuat tak berputus asa
Tenang dan penuh pesona
Karenamu jujur engkau lahirkan generasi jujur
Generasi emas yang  setia sepertimu
Engkau sedikit lugu namun banyak materi
Sosok melindungi ranting-ranting yang baru memekar

Noa, 13 Januari 2020
Karya : Nova Sariwati
Kelas  : XII Bahasa




Belenggu Hidup

Jiwaku begitu lemah leti dan lesu
Dengan kondisi yang tidak berguna
Seperti insan yang tidak punya mimpi
Dan harapan untuk hidup
Aku bangkit untuk hidup
Bangkit dari belenggu kemiskinan ilmu
Api semangat yang terus membakar
Merasukki tulang bahukku
Menuai harapan  mimpi yang kurajut
Mari benih-benih cakrawala bangkitlah..
Jangan biarkan kebodohan menyelimuti
Teruslah berjuang dan berjuang
Berani melewati tantangan hidup membelenggu
Jangan berputus asa sebelum pagi
Merayu pun meramu  seperti mentari
Walau begitu banyak tantangan
Dan semangat belum memudar
gelap seperti senja

Puing, 13 Januari 2020
Oleh : Korita Lenty
Kelas : XII IPS 3


Tarian Caci

Aluanan nada-nada berdenting membentuk syair
Sungguh elok dan merdu
Diiringi lenggang-lenggok tari-tarian
Barisan para pemuda manggarai
Unik..
Indah..
Mampu hipnotis tamu lokal sampai mancanegara
Caci sungguh menarik warisan khas budaya manggarai
Motif songke mewarna warni hiasi balut tubuhmu
Caci...
Beradu gengsi, berakar seni laki-laki perkasa gagah
Menunjukkan kejantanan tanpa ragu
Sungguh begitu indah budaya ini
Budaya manggarai yang elok
Melekat keakrabban menumbuh persatuan
Wahai muda-mudi tanah manggarai
Satukan tekad, lestarikan  bakat
Caci selalu dihati dan dikenang sampai mati

Puing, 13 Januari 2020
Oleh : Emerensiana Jelita
Kelas : XII IPS 1




Ladang Ilmu


Disinilah aku berpijak
Disini aku lahir baru
Disini tanganku mulai menggores buah dari otakku
Disini aku meraba kata-kata dari imajinasiku
Disini aku didik,membesarkan namaku
Agar diriku tak pernah sirik
Walau kadang kala aku gundah gulana
Namun semangatku tak pernah punah
Ladang ilmu
Ladang Smansa Pacar mencetak benih-benih literasi
Engkau berjasa bagiku
Disini kuterima beribu ilmu
Berjasa bagi guru yang berladang tanpa jasa
Sebagai petuah yang tak pernah resah
Untuk kami barisan- barisan pemimpi
Kau adalah lembaga untukku sebagai wahana meraih asa
Dengan sebuah rencana tanpa sungkawa
Lembaga smansa prasetiaku
Setelah usai darimu aku bermimpi superior

Puing, 7 Januari 2020
Karya :  Sesarius Inofasi Ragu
Kelas : XI Bahasa 1



Pengorbanan

Sedetik serasa sekian tahun lamanya
Ku ingin selalu bersamamu
Pahlawanku
Waktu itu hujan mulai turun
Di pengujung bulan januari membekukkan jiwa
Dan raga setiap kaum bangsa tumbuh
Tak putus asa, tak pernah takut
Engkau bagun saat ayam bekokok
Menghilangkan kebekuan jiwa
Lalu engkau merangkak dari tempat tidurmu
Dan pergi, pergi mengais rezeki di pagi hari
Hujan pun panas tak engkau hiraukan
Bisikkan menjerit diteligaku
Keringat yang bercucuran lambang pengorbananmu
Pengorbanan hanyalah untuk mengais biji-biji sesawi
Perkenankan tumbuh disaat waktu terjanji


Puing, 7 Januari 2020
Karya :  Hermina Sri Purnawati
Kelas : XII IPS 1




Rangkuk Alu

Tik tok tak tok
Tik tok tak tok
Suara benturan alu, makin lama makin cepat
Denting begitu merdu
Dalam alunan syair dan lagu khas manismu
Para penari melompat kian kemari
Berganti-gantian posisi membentuk siluet
Sesuai irama gong dan gendang corak tradisimu
Ohh... sungguh indah pun anggun
Engkau rangkuk alu
Warisan leluhur mempesona
Engkau tarian khas asli manggarai
Sungguh aku memikatmu hingga tak mau jauh darimu

Oh .. rangkuk alu aku cinta padamu
Akanku jaga engkau selalu
Samapai ajal menjemputku

Puing, 10 Januari 2020
Karya : Kristianus Garman
Kelas : X Bahasa A


Pejuang

Sekolah penting bagiku
Juga yang lain berkesempatan sama
Tanpa sekolah hidupku tak berarti
Bagai dunia ini tanpa penghuni
Tapi, tidak dengan diriku dirimu jua pejuang

Ayoo...
Pejuang-pejuang muda
Jangan pernah putus asa
Jadilah dirimu kaya
Kaya akan ilmu pengetahuan
Berdirilah bersamaku pejuangku
Tak peduli kemiskinan merasuki jiwa
Utang-utangku menumpuk bukan alasanku
Ayoo..
Pejuang pejuangku
Terbanglah ke langit biru
Meredahlah badai penghalang
Dengan semangat yang membias
Hingga ke cakrawala


Puing, 10 Desember 2020
Karya : Akristin Eklauri Jemarut
Kelas : XI Bahasa A







Untukmu Cendekiawanku

Jasamu begitu berarti dalam hidupku
Niatmu sungguh tulus mengajarkanku
Namun, diriku terkadang membuatmu marah
Diriku terkadang membuatmu kecewa
Pendirian mulia dan jujur cendekiawanku
Walau pedih perih menganga dinadimu
Tenggorakan merasa kesakitan
Amarahmu kadang engkau pendam
Namun tak dendam
Maafkan aku yang mengecewakanmu
Maafkan aku yang menyakitimu
Maafkan aku tak menuruti perintahmu
Maafkanlah...
Oh... Cendekiawanku
Semangatmu bak embun penyejuk pagi
Juangmu lahirkan sosok generasi emas negeri ini
Janganlah, berhenti dijalan itu
Sebab jalanmu  masih terang tuk sinari hati kami yang gelap


Puing, 10 Januari 2020
Karya : Theresia Hayati
Kelas : XII IPA



Cita-citaku

Mataku tertutup
Tak sadar menetes dipipiku
Seakan pertanda tak tau narti kehidupan
Aku melangkah berjalan menuju cita-cita

Mataku hanya melihat
Telingaku tak kaku mendengar
Aku bermimpi dari pesan maha guru
Aku bangun dari mimpiku
Mimpi membuatku bangkit

Cita-cita tanpa aksi kosong
Cita-cita bukan hanya pandai berceloteh
Sukses bukan bergantung pada orang lain
Tapi, tumbuh dalam diri kita sendiri

Cita-cita membawaku
Kesebuah cakrawala
Ditemani bintang-bintang
Yang membuatku melangkah
 Bangkit meraih cita-cita yang orang lain tak pernah ada


Puing, 10 Januari 2020
Karya : Silvia Astuti
Kelas : XII Bahasa



Api semangatku

Angin kencang menghalagiku
Badaipun ikut meneyerangku
Rupanya mereka sangat membenciku
Namun, itu tak pernah menghalagiku
Api perjuangan telah menyala dijiwaku
Tekatku telah menyatu
Keringatku tak pernah berhenti
Rasa lelah tak pernah ku kenal
Bulan tersenyum
Matahari tertawa ceria melihatku
Yang begitu semangat dan pernah mengeluh
Memperjuangkan masa depan
Mereka mengatakan hal yang sama
Bahwa aku bisa
Terima kasih kuucapkan untukmu
Kedua penyemangatku orang tuaku tercinta

Puing, 11 Januari  2020
Karya : Hildayana Nafika Nila
Kelas  : XI IPS 3





Teruslah Bermimpi

Bintang menitip pesan padaku
Bahwa aku harus ke sana.
Katanya di sana ada sesuatu untukku
Aku pun menitip pesan padany,
Aku sedang menuju ke sana
Ya...aku mengerti
Aku mengerti di sana
Ada masa depanku dan aku sedang meraihnya
Tentang pendidikan yang kini menjadi bukti

Bunga-bunga memekar, sejuk embun di pagiku
Membangun gelora semangat  juangku
Rerumputan menari-nari
Mentari menerangi jalanku
Dan tersenyum menyapaku
Aku ingin seperti mereka
Yang terus bersemangat di sini, di lembah ini
Bersama mentor cendekiawan belbagai rupa
Yang tak pelit materinya membekaliku
Wahai pejuang-pejuang muda
Bermimpilah!!!,
Jangan takut, jangan membelenggu diotak dan tanganmu
Teruslah mengejarnya,
Karena setiap mimpi kelak akan tercapai

 Puing, 6 Januari  2020
Karya : Hildayana Nafika Nila
Kelas  : XI IPS 3



Gelora dan Gensi

Berjuta rasa menahan perih
Seperti orang yang punya apa-apa
Memojokkan diri berteman gensi
Apalah daya untuk berbuat
Jika gensi melekat pada diri
Gensi... oh gensi
Jangan melekat lagi pada kami
Sebab, tak ada kata kemajuan
Jika masih gensi

Ayoo..
Barisan para pelajar
Barisan agen perubahan
Selagi usia masih pagi
Selama gelora tetap lancar mengalir
Teruslah melalang hingga mentari terbit



Puing, 11 Januari 2020
Karya  : Restituta Priyanti
Kelas   : XI Bahasa





Keinginan

Aku berkeinginan
Keinginan untuk untuk belajar
Untuk mengisi wawasanku yang kosong
Belajar, belajar dan belajar
Itulah keinginanku

Aku berkeinginan
Keinginanku untuk berusaha
Berusaha mengisi wawasanku dengan penuh warna
Warna yang mengingatkanku dengan berbagai hal
Berusaha, berusaha, dan berusaha
Itulah keinginanku

Aku berkeinginan
Keinginan untuk meraih
Meraih apa yang aku inginkan
Layaknya berguana bagi bangsa
Meraih, meraih, itulah keinginanku
Belajar, berusaha dan meraih adalah keinginan

Puing, 11 Januari 2020
Karya    : Fransiska Banung
Kelas     : XII Bahasa



Penderitaan

Oh, sangat berat
Sakit ku ini sangat berat ku pikul
Ia datang di kala
Fajar menyinsing
Di ufuk timur
Dan ia pulang
Tak terjanji

Oh... sakit
Kau bagai lumpur dikala hujan
Yang selalu lengket disepatu dikedua kakiku
Oh... sakit

Ah, mungkin engkau bertanya
Engkau sakit apa?
Sakit yang ku pikul adalah egois dalam diriku

Kutak bisa lenyapkanya
Ia membuatku pusing, pening
Malas dan sombong
Mungkin bukan juga tulisanku
Dan hanya imajinasiku

Puing, 11 Januari 2020
Karya    : Fransiska Banung
Kelas     : XII Bahasa



Belajar untuk prestasi

Belajar adalah kegiatan rutinku
Belajar adalah tugasku
Belajar adalah caraku
Caraku untuk menggapai harapanku
Mewujudkan cita-citaku
Menjadi yang terbaik bagi keluargaku
Bagi bangsaku
Dan bagi masa depanku

Dengan belajar aku mengerti
Sesuatu yang belum aku tahu
Dengan belajar aku prestasi
Harumkan namaku dan keluargaku

Mari kawan-kawan
Belajar itu asik
Belajar itu bukan hukuman
Belajar itu kebutuhan
Kebutuhan dalam pengetahuan

Puing, 11 Januari 2020
Karya    : Klarita N. Maya
Kelas     : XI Bahasa 2



Dibilik Hujan

Memandang jauh ke depan
Melihat tanjakan batu masih tertanam
pada tanah yang lembab tak berumput
kerikil terhanyut oleh serutan air yang sarat dan deras mengalir
tak berkata serasa tak mampu
namun tulang belulangNya
enggan untuk menyerah
berharap tak akan segera menyerah
ku tak mau mendung dibiliknya
kini ku berpayung dalam teduhNya
hangat, tak putus asa hingga sampai tujuan
rindu dibalik hujan hujan perih, mengundang air mata
rindu ingin pulang
melewati kerikil, terik dan panasnya global kotaku
zaman dan hidup yang kian berganti
sosok berdekil tak mau bermain di derunya hujan
tak mau menari disunyinya ladang
lantaran zaman  sekarang melekat gensi

Puing, 15 Januari 2020
Karya  : Theresia Hayati (Tere)
Kelas   : XII IPA




Raga Hidup

Melihat dan menyaksikan
Pengorbanan dan perjuangan demi menghidupkan
Kondisi dan keadaan yang dijalankan
melangkah dan berbalut beban
yang dipikul menempuh kehidupan

bekerja tanpa lelah tanpa menyerah
walau tubuh luruh dan keruh
tak peduli kondisi alam tak bersahabat,
membabat dan merasuk raga kehidupan
dari perjuangan kehidupan duka lara

sambutlah harapan kehidupan yang penuh keceriaan jiwa berseri
tak ada rasa benci dan dengki
yang ditanam dalam diri
hanyalah kasih yang hidup dan tumbuh
untuk langkah kehidupan mereka

Puing, 15 Januari 2020
Karya  : Theresia Hayati (Tere)
Kelas   : XII IPA




Sang Pejuang

Parasmu elok,
Kasihmu mengalir lenyapkan dahaga gelapku
Belum temui sepertimu dimataku
Ingatkan saat aku kelu

Engkau sang pejuang bangkitkan semangat anak bangsa
Cahaya yang mengobarkan
Cahaya terang bangkitkan dari belenggu
Barisan kaum terpelajar

Kau hadir bagai pelita dalam kehidupan
Pelita yang menyinari kegelapanku
Kau memberikan  banyak ilmu untukku
Ilmu yang berguna  bagi hidupku
Dan bagi kalian yang pernah duduk di sini


Puing, 15 Januari 2020
Karya  : Maria G.H. Anum
Kelas   : XII Bahasa


Impian

Jarum jam selalu berputar
hati pun bergetar tak berhenti
namun aku tetap melangkah
untuk meraih kesuksessan
walau rintangan menghadang
aku tetap berjuang
meraih impian

aku butuh cahaya untuk menerang langkahku
kakiku  melangkah menerpa tujuan
cita-cita dan  kesuksessan bukan hal yang diperjuangkan
namun, semuanya butuh  proses perjuangan dan ketabahan

wahai kawan- kawan
jangan  ada kata malas  dalam hidupmu
kuburlah  kata malas dengan prestasi dan percayalah  kamu bisa
kelak disuatu  hari nanti
keringat orang tuamu  di balas dengan  keberhasilan
sebab matahari menunggu dan menemanimu

Puing, 15 Januari 2020
Karya  : Merliana Jenia
Kelas   : XII Bahasa


Kehilangan

Lamaku menantimu, menunggu
dan mengharapkan kesembuhanmu
aku bosan melihatmu terbaring dan terus merintih kesakitan
ya, sungguh sangat membosankan

semangatku sirna
tanpa senyummu
hariku sepi tanpa dirimu
kaulah penopangku
kau mengajarkanku yang terbaik

kasih sayangmu tak terukur
luas tak terkira
tak biarkanku terlarut dalam kesedihan
kiniku merasa kehilangan
kehilangan akan kasih dan sayangmu

manis senyummu membuatku tergiur
tatapanmu menggodaku
hingga aku jatuh dalam pelukanmu
namun karena kekuranganku
kau pergi meniggalkanku
tanpa satu alasan
hariku sepi tanpa dirimu
semangatku sirna tanpa kehadiranmu.

Puing, 15 Januari 2020
Karya  : Maria G.H. Anum
Kelas   : XII Bahasa A



Bumi Pertiwiku

Surya gemilang telah merekah
Sinarnya yang merah kuning langsat
Perlahan-lahan menyinari bumi yang beku
Memusnahkan embun yang sejuk

Burung burung yang berkicauan
Memadukan suara yang
Terdengar mendamaikan
Bukit- bukit berdandan di bawah
cakrawala yang membentang luas
rona mentari mulai memasuki
lembah-lembah hijau nun sejuk

sungai-sungai berkelok-kelok
mengalir dengan bening
suara gemercik air memecahkan keheningan pagi


Puing, 10 Januari 2020
karya  : Veronika A. Tenawahang (Anggy)
kelas   : X  IPA











Korupsi

Kobaran api menguasaimu
Hingga tak kau hiraukan diri
Kami yang terkapar kepanasan
Kau menguasai segala uang-uang
Rakyatmu yang jelata, rakyatmu yang selalu merintih kesusahan

Lihatlah rakyatmu yang lugu
Rakyatmu yang selalu meraung, meratapi kesengsaraan hidup
Tak adakah rasa belas kasihmu pada kami rakyatmu

Dimanakah hati nuranimu
Rakyatmu punya asa
Tuk menggapai mimpinya
Janganlah engkau biarkan terkapar
Kelaparan dalam dunia yang diliputi ego

Bantulah rakyatmu
Jangan terus membodohi rakyatmu
Karena rakyatmu adalah manusia

Puing, 10 Januari 2020
karya  : Veronika A. Tenawahang (Anggy)
kelas   : X  IPA









Malam Literasi

Malam itu disaksikan sang purnama
ratusan mata saksikan malam seni
berdiri tegak menatap panggung kreasi

di sana berdiri orang-orang yang luar biasa
orang –orang yang akan menginpirasi siapa jua
tak mau berpaling tuk memandang
orang bijak itu beranekdot
tersirat gumpalan kata-kata motivasi

purnama dan bintang malam itu menjadi saksi kemeriahan
bahwa generasi smansap bangkit, riuh pecahkan lagit gelap
malam itu juga seakan terlukis sejarah baru

telah tumbuh-tumbuh insan-insan baru
yang akan membawa perubahan dalam diri
hangatnya kebersamaan mengalahkan dingin yang selalu merasuk

Puing, 10 Januari 2020
Karya:Detriana Iman
kelas : XII IPA











HORTOTORIK


Waktu berlalu...
Jarum jam pun berputar begitu cepat
Aku, dia, dan mereka berdiri sama rapi merajut impian
Meninggalkan gubuk tercinta
Membasuh jejak butiran tetesan bening dibahu sang pemimpi,
Mengarugi hulu yang cukup jauh.

Kata Nenekku...
Tiga tahun yang lalu.
Nak, terbanglah ke alam sana !
di sana ada segudang ilmu
Sudah cukup usiamu menemukan arti hidup
Harapan terlukis jelas ditanganmu
Janganlah berbalik...
sebelum pagi menjemputmu.

Seribu goresan kata bahagia,
kata cinta, dan kata motivasi
t’lah tersusun rapi dalam buku harianku.
Mimpi ... ya mimpi,
yang memaksaku dan memaksamu untuk
b e r j u a n g.,
amanat hortotorik takkan abai
            melekat dalam benak, tergores dalam sajak.

Puing, 10 januari 2020
Karya: Stella Suryadin
Kelas: XII Bahasa












Inovasi dan Motivasi

Hari ini ku berdiri disini
Didahului krikil-krikil tujuan
Tuk menempuh jarak dan waktu
Yang kian lamanya

Jiwa ini telah lemah
Raga ini telah lesu
Langkah kaki pun semakin lambat
Namun aku berusaha bangkit untuk dari kelemahanKu
Kumencapai inovasi
Dan membuat motifasi dalam diriku
Aku sadar
Bahwa aku tak bisa berhenti hanya disatu titik

Meskipun badai menunjang
Namun tekad dan perjuanganku
Takakan berhenti sampai disini saja
Sampai titik dimana aku berhenti

Noa, 15 januari 2010
Karya: Merta Megisutri S. Lasim
Kelas  :X Bahasa B















Semangat

Aku berdiri diatas bukit yang tinggi
Melihat indahnya dunia
Aku termenung, berteriak
Menyanpaikan semua keinginanku
Impianku, harapanku, dan cita-citaku

Bertahun-tahun
aku disentuhi rasa takut
rasa gelisah, sikap pasrah
tapi semuanya ku tendang
hingga jatuh kedasar laut

kuberjalan diatas indahnya dunia
hingga disapa oleh mentari pagi
tumbuhnya keinginan murni
yang memberikanku semangat
inspirasi dan motifasi

Noa, 15 januari 2020
Karya : Inata ayu
Kelas: X Bahasa B















Gelap

Kubuka jendelaku
Kutatap langit yang begitu sunyi
Kesunyian yang membawaku
Kedalam kegelapan

Pikiranku mulai rapuh
Dan aku seakan-akan
Tak ada lagi didunia ini
Oh gelap…………

Andai aku bisa mengubah
Semua ini menjadi terang
Akan kuterangi bumi dan langit
Sepanjang hariku

Noa, 15 januari 2020
Karya : Fransiska Katrin Muel
Kelas :  X Bahasa B















Sahabatku Yang Dulu

Dibawah bulan purnama ini
ku duduk sendiri
sambil melihat indahnya bintang
diangkasa

Sahabat…………..
hatiku ini diselimuti rindu
yang sangat kuat
inginya diriku duduk bersamamu
menikmati indahnya bulan
seperti persehabatan kita dulu

Sahabat……..
ku rindu tawamu
ku rindu senyummu
rasanya aku ingi mengulang lagi
masa yang indah saat bersamamu

Sahabat………..
aku merindukanmu


Noa, 15 Januari 2020
Karya: Alfonsia Mei
 Kelas :  X Bahasa B








Buku dan Pulpen

Pada awalnya hidupku rapuh
Tidak bisa berbuat apa-apa
Aku hanya terus berdiam, dan
Aku sambil berpikir
Apakah yang terjadi pada masa depanku nanti ?
Orang lain pun semangat tentang hidup mereka kedepannya
Aku hanya berpikir dan berbisik kepada hati kecilku.
Bagaimana mereka hidup semangat untuk hari-harinya?
Orang-orang itu semangat hidup
Karena mereka memegang dua buah benda itu di tangan mereka
Aku hanya coba berbuat seperti mereka itu
Dan bertanya apa keguanaannya benda itu?
Aku mencoba seperti mereka
Ternyata benda itu adalah mutiara bagi kehidupanku
Kedepannya nanti

Noa, 15 januari 2020
Karya : Godelifa Yolce Sandur
Kelas : X Bahasa B














Obor Literasi

Sejuk sapaanmu waktu itu
Megetuk hati yang gundah
dalam imajinasi gelapku
Engkau mampu bangkit dari kekosonganku

Obor literasi…
Menapakki pertama disini
Membuai rasa hadirkan jejak berarti
Engkau pecahkan sejarah yang pertama
Di bumi pertiwi pacar

Di sini tak ada lagi goresan sampah
Di sini kami mulai merangkak
Di sini goresan akan terbang ke langit luas
Menusuk hati penikmat sastra sejati


Puing, 10 januari 2020
Karya : Sesarius I. Ragu
Kelas : XI Bahasa A





Generasi Emas

Begitu banyak generasi emasmu yang
Meremehkan pendidikan yang
Akan menjadi pelita
dimasa yang akan datang

begitu banyak yang memandang
pendidikan sebelah mata tanpa
menyadari dunia tidak akan
berubah tanpa pendidikan

bagaimana bangsa kita
tidak akan dijajah jika kita lebih
mementingkan dunia maya
dari pada dunia nyata

para pahlawan menangis pilu
menyaksikan generasinya tumbuh
dalam jajahan dunia gadget

para pahlawa menangis sedu
bibirpun kelu
menyaksikan perjuangannya
tak lagi dihargai

wahai anak-anak bangsa
ubahlah duniamu menjadi nyata
bukan dunia maya

Puing, 10 januari 2020
Karya  : Veronika A. Tenawahang (Anggy)
Kelas   : X  IPA







Kapitalis Tik-Tik

Titik
tiga titik
bukan maksud mengkritik
kapitalis menari itik
menari tik tik tik tik
janji titik-titik
banyak trik di panggung politik
tidur disaat sidang rintik
sembunyi dibalik titik- titik amplop
tak kenal titik
tak puas titik titik
kemana titik-titik
lupa akan janji ditiap titik
wajah lupa saat bermula janji
liburan banyak tak pernah lupa titik
pulang- pulang kantong penuh titik-titik
malam berhayal titik-titik
isi perut-perutnya buncit  akan titik-titik
Ah... politik  sialan!!!
yang paling jago berisik
akan jadi titik-titik

Puing, 2 Februari 2020
Karya : Oskardi Bedo
Kelas : XII IPA







BAYANGAN SEMU

Dalam termenung sepi
Terlintas bayangmu hinggap dibilik matanya yang bening
Aroma tubuhmu meracuni nadiNya yang bisu
Hingga kini hatiNya berperang sendiri

Sejuta bayangmu hadirkan rasa rindu
Yang sirna bertabur mawar pucat nan layu.
Langit – langit kamarnya gelap ditabur bedak,
hingga tangannya tak lagi menyentuh jemariMu yang halus.

Oh kasih ...
Dosakah dia mengenalmu?,
Salahkah dia mencintaimu?.
Tuturnya hanya mengingatkanmu ada
Kata - katanya polos bila dirangkaikan.

Senja yang sepi menikam perih
Rasa rindunya pudar terbawa ombak dibibir pantai nan biru,
Rindu akan senyumMu, kini tinggal jejak bayangan semu.

Dia tak tahu kisah ini entah menjadi apa.

Entah dengan kenangan yang bercucuran bola salju bening,
Yang bentuk parit dipipi, bentuk gurat diwajah... entah dengan canda tawa?, atau
E n t a h ... Entah apa saja nantinya
hingga waktu akan menjawab kata kepastian.


Puing, 10 Januari 2020
Karya : Kristianus Garman
Kelas : X Bahasa









Generasi Milenial

berawal dari tekat dan perjuangan
belajar dari kegagalan yang tidak batas
perjalanan hidup telah membuat
langit-langit disetiap langkahku
hinnga kutemui sebuah dunia pendidikan

hati tergetar oleh sengatan wawasan
kebenaran bermekar menebarkan harum pengetahuan
huidup pun menemukan maknanya

tapi…..
api kebahagiaan dipadamkan oleh guyuran hujan kesedihan
melihatnya terpuruk dalam kemurungan
bekerja dan harus bekerja demi sesuap nasi
dengan umur yang begitu muda
adakah pendidikan disana?

awan-awan gelap kekecewaan menggulung dihati
sekarang pendidikan ditinggalkan,
lalu apa ?
generasi milenialku bahagialah
kebahagiaan adalah impian masa depan
bagaikan kaki pelangi yang terlihat dari satu dua langkah
namun selamanya tak akan bisa tergapai

Puing, 10 januari 2020
Karya : April L.Sedia
Kelas : XI Bahasa A





Semangat Pudar

Hari demi hari
Terasa raga sudah layu
Belenggu selalu datang menyapa
Hanya kemalasan yang terus bertambah

Duduk…..
Berpikir tajam
Menatap dalam
Apalah artinya

Jiwa semangat
Kini terbakar hangus oleh panasnya api kemalasan
Kepandaian hilang bagai ditelan alam
Bukan antusias yang diharapkan
Hanya kerapuhan yang didapatkan


Puing, 10 januari 2020
Karya : Gesilis K. Nggawong
Kelas : X IPS B











Untukmu di alam Baka

pada lembayung senja
sepoi angin menjalar
direlung-relung suaka
menapakki waktu
menelusuri jejak kehidupan

kuberjalan bersama senja
tuk menoleh deretan kisah pilu
sambil memandang ke arah barat
penuh daya

hujan terlalu pagi
tak pernah henti
melintasi pipi
seakan senja tak bergumam
mebias cahaya yang tak berkilauan

engkau pergi belum terlalu senja
meninggalkan daku rapuh berlumpur luka
tiga juni engkau pergi
bersama pekatnya malam,bersama hujan yang tak henti mengalir
bersua lugu pada waktu
atau rindu setelah kepergiamu

Puing, 10 Februari 2020
Karya :  Fransiska Banung (Ansy)
Kelas : XII Bahasa





Alamku Semesta

terhampar luas membentang jiwa
pohon-pohon menari-nari menyapa hari
rasaku tak pernah kupendam
inginku selalu mengungkap
betapa indahnya alamku

alamku....
kau hadir menghijaukan tanah yang gersang
menyejukkan hati melemahkan rasa
kuhirup, kunikmati nafas semesta
dalam paru-parumu yang memberi tak pernah lelah

alamku....
betapa beruntungnya aku
berselimuti keindahanmu yang angun
kurawat engkau alamku

Puing, 10 Februari 2020
Karya  : Sofya Jemani
Kelas  : XII Bahasa












Cita-cita

ku berjalan di lorong yang gelap
mencari cahaya yang menerangi langkahku
meraih cita-cita yang akan dicari

harapan, perjuangan serta ketabahan yang diperlu
motivasiku adalah menjadi orang yang sukses
yang dipetik dari sebuah keberhasilan

rintangan, halangan juga cobaan
itu adalah lika-liku perjuangan
tapi hal yang utama adalah meraih cita-cita yang diinginkan

Puing, 10 Februari 2020
Karya: Meriana Jenia
kelas :XII Bahasa
























Politik Negeriku

Berjuta janji selalu dilontarkan
Oleh mereka yang haus jabatan
Mereka yang menggendong koper
Berisi miliaran

Janji anak negeri
Wahai pemimpin yang gagah
Dengarlah ratap tangis rakyatmu
Menunggu janji yang pernah kau ucapkan
Namun janjimu hanya sebatas janji
Bukan sekedar janji namun suatu yang pasti

Negeriku kini akan mati
Koruptor akan menjamur
Kebodohan pun selalu mengakar
dimana pusakaku akan pulang
Politik negeriku kini mengecam kehancuran

Puing, 10 Februari 2020
Karya : Detriana Iman
Kelas  : XII IPA












Aku dan Penantian

aku bagaikan tanah kering
yang menantikan hujan
aku bagaikan bibir pantai
yang menanti ombak tuk menyapu
aku bagaikan kuncup bunga
yang menantikan musim semi
aku bagaikan sebuah virus
yang menunggu waktu untuk mengkristal
aku adalah penuh dengan  penantian
entah itu nyata
atau hanya imajinasiku
aku tetap dengan penantianku

Puing, 10 Januari 2020
Karya: Stella Suryadin
Kelas: XII Bahasa









Gelap

Malam begitu riuh
Ditemani gemuruh hujan
Malam dingin menyapaku
Diantara gigitan nyamuk manis
Aku bergelut dalam selimut
Yang begitu sesak
Tak ada seberkas cahaya
Menerangi  malam rinduku
Rasa takut menghantuiku
Dengan sejuta ilusi di otakku
Ingin kupejam mataku
Namun begitu sulit kupejam
Malam oh malam gelap
Bagai kutukan untukku
Aku dalam kegelisahanku
Merindukan pagi

Puing, 10 Januari 2020
Karya: Stella Suryadin
Kelas: XII Bahasa





Bangkit

Aku berdiri menatap masa depanku
aku berhayal memikirkan sesuatu
yang akan kuraih nanti
dengan tekadku berjuang mendapatkanya

panas, hujan, badai tak ku hiraukan
meskipun menghalagiku
untuk meraih masa depanku
namun aku selalu bersemngat
dan tabah dalam mengapainya

keinginanku tak pernah pudar
walau keadaanku tak bernilai
aku tidak malu, aku tidak putus asa
aku hanya berjuang terus berjuang
demi tercapainya masa depanku yang cerah

Puing, 10 Januari 2020
Karya: Angelina Setia Lendo
Kelas: XII Bahasa












Kenangan

aku pernah rapuh karenamu
kamu pernah menabur kasih kepadaku
kita pernah merasakan canda dan tawa
hari- hariku penuh kerinduan

kasihmu, nasehatmu yang pernah membahagiakan hariku
kini hilang dan sirna sudah
kau pergi dan menitip luka padaku
luka yang tak ingin dibaca dan diigatkan lagi

disini ku dendang pikul kenangan
yang telah kau hadirkan untukku
di sana kau bahagia menjalani kenangan baru
yang selalu dikenang dalam kalbumu

namun satu yang pasti kubiarkan bayangmu menghantuiku
berharap kau kembali sahabat dari kecilku


Puing, 10 Februari 2020
Karya  : Sofya Jemani
Kelas  : XII Bahasa











Jejak Senyum TorehanNya

Dia tak bisa rangkai kata-kata tentang bahagiamu
Jika senyum adalah jawabannya
Dia bukan sekedar bahagia
Jika jejak torehanNya adalah cahaya semu

Engkau hadir bagaikan teka-teki
Gemuruh memukul karang ditepi
Lalu pecaaaaahhhh...

Engkau sang bulan satu-satunya
Bulan separuh diawan mendung
Bersolek dalam kamar yang sepi
Mutiaramu hanya tinggal jejak
pada selendang sutera yang kau rajut

Manja auramu yang lembut
serasa idaman semua pangeran merayumu.
Bahagialah di awan sana bulan mendung.
Tertawalah...
Biar kau lega, biar kau puas.

Puing, 10 Januari 2020
Karya: Stella Suryadin
Kelas: XII Bahasa









Komentar

Postingan Populer