Melisa
____
Bibir mengkilat tipis membeku kelu
Mata bening bak mutiara patahkan kuncup memekar rayu
Lalu, kelopak layu lantaran dipaksa petik sebelum pagi
Lepuh remuk nadi gadis semata wayang
Menaruh senja digurat pipi
redup langit ditabur bedak Gerimis saja berjejak tak begitupun juga jejak ranum senyummu
Di lembah kasih, lembah bukit hiasi dinding langit
Sungai_ sungai meriak lugu, tepat diujung daun embun melenyap lelap
Pagi itu muram dibilik matamu
Pagi itu kabut putih menyapa kesekian kalinya berbalut gigil
Lalu, desah resah nafasmu tak lagi sama
Mari melisa?, ,
Lihat lelaki itu berdiri tegak lama menunggumu kembali
bersiluet sipuh malu,
Melisa semata wayang
Mengapa engkau meratap kaku?
Ah,, entahlah...
Engkau paksa cuci kembali lumut berserakkan dilenganya
Dirimu begitu nekat
Lantas, alasan mendesak lalu pergi
M e l i s a....
Engkau berdandan wangi, bergaun hijau tua kefemininan,
Selipan sutera kusut balut hiasi tubuhmu pun menari dibalik tirai hitam
Ceritakanlah apa yang terjadi?
Tak apa orang tau tentang sebenarnya pada gadis cantik melisa
Embun dipagi buta
Belum saatnya menetes diantara lahap tanah kering,
Aku kembali merajut, sebab aku haus akan kata-kata
Dalam tetesan hitam bertema
Sejenak risau lantun ditelingaku, kasian wanita itu frustasi berganti_gantian dipaksa mendesak
Lalu, bagaimana aku tau kisah selanjutnya?.
(Maaf, bila ada kesamaan nama tokoh dalam tulisan di atas. Tulisan itu hanya fiksi )
_Demikian
Ruteng, 15 Maret 2020
Bibir mengkilat tipis membeku kelu
Mata bening bak mutiara patahkan kuncup memekar rayu
Lalu, kelopak layu lantaran dipaksa petik sebelum pagi
Lepuh remuk nadi gadis semata wayang
Menaruh senja digurat pipi
redup langit ditabur bedak Gerimis saja berjejak tak begitupun juga jejak ranum senyummu
Di lembah kasih, lembah bukit hiasi dinding langit
Sungai_ sungai meriak lugu, tepat diujung daun embun melenyap lelap
Pagi itu muram dibilik matamu
Pagi itu kabut putih menyapa kesekian kalinya berbalut gigil
Lalu, desah resah nafasmu tak lagi sama
Mari melisa?, ,
Lihat lelaki itu berdiri tegak lama menunggumu kembali
bersiluet sipuh malu,
Melisa semata wayang
Mengapa engkau meratap kaku?
Ah,, entahlah...
Engkau paksa cuci kembali lumut berserakkan dilenganya
Dirimu begitu nekat
Lantas, alasan mendesak lalu pergi
M e l i s a....
Engkau berdandan wangi, bergaun hijau tua kefemininan,
Selipan sutera kusut balut hiasi tubuhmu pun menari dibalik tirai hitam
Ceritakanlah apa yang terjadi?
Tak apa orang tau tentang sebenarnya pada gadis cantik melisa
Embun dipagi buta
Belum saatnya menetes diantara lahap tanah kering,
Aku kembali merajut, sebab aku haus akan kata-kata
Dalam tetesan hitam bertema
Sejenak risau lantun ditelingaku, kasian wanita itu frustasi berganti_gantian dipaksa mendesak
Lalu, bagaimana aku tau kisah selanjutnya?.
(Maaf, bila ada kesamaan nama tokoh dalam tulisan di atas. Tulisan itu hanya fiksi )
_Demikian
Ruteng, 15 Maret 2020
Komentar
Posting Komentar