Bayangan Semu
Duduk berdandan wangi
Bibir mengkilat tipis natural lengkungan membentuk khatulistiwa
Bias ayu menghiasi wajahnya
Teguh anggun berakal
Sejuta cinta paras membumbung langit
Sejenak, rebah merenung pasrah
asa berkunang-kunang dibalik tirai
Dia memiliki cinta berbeda
Cinta bersemi saat dia jatuh
Rambutnya setengah bahu
Menari_nari lembut
hiasi aura seorang sinderela
Tak sombong, jujur, dan bertanggung jawab
Mawar merah memekar indah
Kuncup_kuncup bertaburan ranum senyum sang pemilik mimpi
Entahlah..
Mimpi masih bergantung dibundar nadinya, mimpinya berbeda dengan yang lain
Yang kelak akan diceritakan olehnya
Yang menenun mimpi
adalah sahabat yang terlupa
Bukan juga aku, yang sudah kini kucoret rapih
Hari beranjak muda
Semangat tak pudar saat masih ada waktu tuk menenun
yang takkan ada wajah lupa
Cerita...
Yah cerita berpisah, yang nantinya akan diceritakan satu persatu
Engkau harus tertawa lebih dulu
Ataukah nanti?,,
bernostalgia menapaki jalan berbeda atau yang sama nanti kita tunggu.
Yah,,
Engkau tunggu waktu itu
Dan..
Sadar atau tidak kebahagiaan itu bukan harta yang numpuk
Tapi, kebahagiaan itu kebersamaan yang kamu rajut hari ini yang tak luput dari kata lupa dikerasya batu karang bukit sanpedro itu.
Bercerita tak selamanya nyata
Bermimpi tak harus sama
Hari kemarin adalah masa lalu mungkin seperti bayangan semu.
__Sekian
Helung, 28 Maret 2020
Oleh: Deo Hironimus
Komentar
Posting Komentar