PENDERITAAN DAN CINTA MANUSIA DI TENGAH COVID-19
Oleh : Aldisius Jemadut (Fr. "Aldy ")
Senin, 1 Juni 2020
Masalah penderitaan adalah sebuah masalah yang pada dasarnya menggelisahkan diri manusia pada sepanjang zaman. Berhadapan dengan penderitaan manusia mempunyai keharusan untuk bertindak dan mencegah demi penyembuhan. Konsep tentang penderitaan yang dialami oleh manusia sekarang ini justru menutup penderitaan atau hanya mempersalahkan penderita. Ketika melihat dan mendengar berita dan bencana yang membuat manusia tidak berdaya dan tidak dapat melakukan sesuatu, manusia kadang menyerah. Penderitaan terus menghantui manusia sehingga manusia rela melakukan sesuatu agar dirinya nyaman.
Virus Corona merupakkan kasus dan bencana besar yang menimpa manusia. Virus Corona adalah penyakit dengan penularan yang sangat cepat. Ketika manusia terkena musibah ini (Covid-19), seakan-akan Tuhan tidak menolong. Sehingga manusia pun mempersalahkan Tuhan, bahwa Tuhan telah meninggalkan manusia karena dosa. Ketika manusia sedang bergulat dengan penderitaan, Allah menjadi sorotan manusia bahwa Ia sudah melupakan manusia. Kita tidak akan pernah menemukan pemenuhan dan pemuasan dalam menghadapi penderitaan. Keburukan dan penderitaan selalu ada. Setiap orang yang membuka mata dan melihat kenyataan ini, akan jatuh kedalam pesimisme terhadap segala macam pembicaraan tentang kebaikan. Hal ini pun, harapan atau apa yang dianggap seharusnya dengan kenyataan, dan perentangan ini dialami oleh manusia sebagai sesuatu yang menyakitkan dalam dirinya.
Sepintas tentang Virus Corona
Pada Bulan Februari 2020, dunia dihebohkan dengan informasi mengenai pandemik Virus Corona, yang bermula dari Wuhan China. Wabah ini pertama kali muncul dengan terdeteksi pada 31 Desember 2019 di Wuhan. Para ahli kemudian mengatakan Virus yang berasal dari hewan ini bisa menular antar-manusia. Kejadian Luar Biasa (KLB) infeksi Virus yang penyebarannya dimulai dari Wuhan China ini, bukan saja berdampak pada banyaknya jatuh korban yang tertular, melainkan banyaknya kematian. Banyak negara di dunia yang terkena Virus Corona, dan membuat banyak hal tidak bisa berjalan normal. Manusia menjerit dimana-mana. Tidak boleh beraktivitas, sementara kebutuhan dalam keluarga harus dipenuhi. Dalam kondisi sulit ini, peran pemerintah sangat diharapkan. Pemerintah harus hadir di tengah masyarakat untuk menjawab kebutuhan mereka. Virus ini membuat manusia panik dan selalu menyalahkan Allah, karena begitu banyak manusia yang terserang oleh Virus Corona dan menyebabkan kematian. Maka dari hal ini untuk mengatasi, agar Virus ini hilang, diperlukan peran dan kerjasama manusia. Tidak perboleh untuk beraktivitas di luar rumah, karena Virus ini penularannya sangat cepat tanpa memandang status.
Menurut lembaga kesehatan Amerika, The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), nama Corona berasal dari bahasa Latin yang berarti mahkota. Mengapa diberikan dengan nama mahkota?, karena Virus Corona ini semacam berbentuk seperti mahkota di bagian permukaan. Covid-19 merupakan Virus dengan gejala yang menyerupai pilek atau flu, mulai dari batuk, demam, dan gangguan tenggorokan. Gejala Virus Corona bisa langsung berubah layaknya penyakit serius, seperti radang paru-paru atau pneumonia.
Dalam kasus atau bencana yang mengguncang umat manusia di dunia, Virus Corona sangat mematikan. Virus ini menguasai kehidupan diri manusia. Corona menular dan menempel pada manusia tanpa memandang keadaan atau status manusia itu. Dari hal ini, begitu banyak akibat yang ditimbulkan oleh Virus Corona (Covid-19) yang kini sedang melanda dunia dalam berbagai bidang kehidupan. Dan dunia pun mengeluh secara global. Begitu banyak keluhan umat manusia terkait bencana atau musibah Corona ini, sehingga menimbulkan pertanyaan terhadap esensi Allah. Di mana Allah, Ia tidak bersegera datang untuk menghentikan musibah yang sedang menggulir pada umat manusia dan mengakhiri korban jutaan umat manusia. Musibah atau bencana yang sedang terjadi dan sedang melanda di dunia ini, membuat manusia sadar akan segala perbuatan yang menentang oleh Allah sendiri.
Penderitaan dan Cinta Manusia
Tidak ada sesuatu pun yang terjadi, yang tidak direncanakan. Dalam konteks ini, penderitaan memiliki solidaritas sendiri. Karena penderitaan dalam diri umat manusia tidak ada perencanaan. Penderitaan merupakan sebuah musibah yang terjadi dalam diri manusia. Sifat yang angkuh dan sombong akan menimbulkan penderitaan dan musibah yang melanda dalam dirinya. Maka dari hal ini, penderita atau manusia yang sedang terkena musibah membutuhkan perlindungan yang mengarah pada cinta, dan hendak melahirkan solidaritas, dedikasi, kemurahan hati pada yang menderita.
Manusia tidak dapat hidup tanpa cinta. Ia tetap menjadi mahluk yang tidak dapat dimengerti hanya oleh dirinya sendiri. Hidupnya pun tidak ada makna dan arti sama sekali ketika ia tidak menjumpai cinta, sebab cinta sangat dibutuhkan oleh penderita. Oleh karena itu, orang-orang sakit, para penderita dan mereka yang membutuhkan, yang acapkali bagi sebagian orang menjadi hal-hal yang mengganggu, dan hampir menjadi hambatan, bagi yang memiliki iman adalah orang-orang yang paling dicintai karena merupakan tanda yang hidup dari kehadiran Allah. Cinta sangat berarti bagi penderita karena merupakan lambang Allah hadir untuk mengunjung dan menyembuh mereka.
Makna penderitaan Manusia
Penderitaan adalah sesuatu yang dialami oleh manusia sebagai akibat dari keburukan. Yang pasti ialah penderitaan itu merupakan sebuah panggilan keutamaan dalam hidup. Penderitaan tidak bisa dielakan karena sebuah kewajiban yang mesti dijalankan oleh manusia. Dan begitu banyak faktor penyebab, baik faktor eksternal maupun internal yang membuat manusia menderita dalam hidupnya. Dan manusia pun harus bangkit dari penderitaan yang dialaminya dengan melakukan pertobatan. Pertobatan adalah sebuah jalan hidup untuk kembali pada jalan yang benar dan mendalami imannya sesuai dengan kepercayaan. Ketika manusia mengalami penderitaan atau bencana, mereka akan pelan-pelan menaruh kepercayaan kepada Allah. Dan begitu banyak manusia yang sadar akan dirinya, yang dimana sering menaruh kesalahan dalam hidupnya.
Makna Cinta Manusia
Cinta sangat dibutuhkan oleh setiap insan manusia. Tidak ada manusia yang hidup tanpa Cinta. Manusia adalah mahluk sosial yang dimana ia mampu mencintai dan dicintai oleh orang lain maupun oleh Tuhan Allah sendiri. Orang-orang beriman adalah orang-orang yang paling dicintai karena merupakan tanda yang hidup dari kehadiran Allah. Setiap manusia, baik yang sakit maupun yang membutuhkan, yang acapkali cinta sangat dibutuhkan dalam hidupnya. Oleh karena itu cinta sangat berarti bagi manusia atau penderita karena merupakan Allah hadir dan menyembuhkan bagi yang membutuhkan cintanya.
Penderitaan dan Cinta Manusia dengan Covid-19.
Ketika manusia menderita, hal pertama yang dia butuhkan adalah cinta. Cinta sangat dibutuhkan oleh setiap insan manusia. Orang yang tidak mengalami atau menjumpai arti dari sebuah cinta, serasa dalam hidupnya tidak ada arti dan makna. Penderitaan sering dialami oleh setiap umat manusia tanpa sebuah perencanaan. Salah satu musibah atau bencana yang tanpa perencanaan adalah Virus Corona atau Covid-19. Virus ini membuat manusia untuk selalu berantisipasi dengan hal yang terjadi. Ditengah peliknya Covid-19 atau Virus yang mematikan ini, membuat manusia waspada dan panik dalam hidupnya. Begitu banyak penderitaan umat manusia ketika mereka diselimuti oleh kesedihan dan kecemasan. Kesedihan dan kecemasan di tengah Covid-19 adalah sebuah penderitaan. Manusia terpenjara dan berjuang melawan pandemik ini.
Kristus sendiri memikul beban dan beban-Nya – salib lebih berat karena dosa-dosa kita semua dan Ia pun tidak pernah menghindari salib. Yesus rela memanggul salib yang berat demi membantu umat manusia dalam menebus dosa. Manusia sering melakukan dosa yang sama dan setara, dan manusia pun tidak pernah bertobat. Tuhan dengan sengaja memberi penderitan kepada umat manusia agar mereka sadar akan perbuatannya. Pengupayaan manusia agar penderitaan tidak mengintai hidup mereka yaitu melakukan pertobatan. Pertobatan adalah kembalinya manusia agar Allah menolong dan menyelamat umat manusia dari dosa dan penderitaan, agar layak dan pantas menikmati cinta yang penuh dengan makna dan arti yang sebenarnya. Manusia menikmati kehidupan dengan sering melakukan dosa. Pertobatan yang dilakukan oleh umat manusia mungkin hanya bersifat sementara.
Ketika manusia terpapar oleh musibah, ia pun mulai mencari Allah dan marah kepada-Nya. Manusia pun selalu mempersalahkan Allah tetapi tidak pernah sadar dalam dirinya, mengapa hal ini terjadi. Di tengah penderitaan, manusia dipanggil untuk mempunyai kepercayaan terhadap Tuhan, dan untuk menyegarkan imannya yang mendasar. Bila harapan akan kesehatan yang baik dapat diperolehnya, maka manusia pelan-pelan bertobat dan percaya kepada Tuhan. Cinta pun muncul di tengah kepercayaan manusia kepada Allah dan memiliki arti dan makna yang sesungguhnya. Umat manusia yang sekarang ini, sedang terpapar oleh Covid-19 dan dengan pelan-pelan menaruh sebuah kepercayaan yang mendalam kepada Tuhan, bahwa Tuhan hadir menolong mereka melalui orang yang melayani mereka. Cinta pun diperoleh oleh mereka karena Tuhan senantiasa menghibur mereka lewat sesama manusia. Hal ini sering dilakukan oleh manusia agar mereka sadar akan arti musibah yang selalu mengancam dan menimbulkan kecemasan dalam hidup mereka.
Penderitaan mengandung suatu panggilan khusus kepada keutamaan, yang harus dilaksanakan oleh umat manusia dengan kewajibannya. Dan hal ini pun merupakan sifat keutamaan ketekunan dan melaksanakan apa saja yang membingungkannya dan merugikan dalam diri dan sekaligus dalam kehidupannya. Dengan berbuat demikian maka manusia memegang pengharapan, yang memelihara dalam dirinya keyakinan bahwa penderitaan tidak akan mengalahkannya, penderitaan tidak akan merampas martabatnya sebagai seorang manusia, suatu martabat yang erat berhubungan dengan kesadaran akan makna kehidupan.
Penderitaan adalah suatu kenyataan yang benar-benar menakutkan dan acapkali membuat manusia sampai histeris. Iman akan kristus tidak melenyapkan penderitaan, tetapi meneranginya, mengangkatnya, membersihkannya, dan menjadikannya bernilai untuk kehidupan yang abadi. Dan Kristus pun dekat dengan dunia lebih-lebih berdasarkan kenyataan bahwa Dia (Allah) telah menggenakan penderitaan ini atas diri-Nya sendiri.
Dalam menghadapi penderitaan, manusia tidak boleh ketakutan berlebihan. Ketakutan yang berlebihan membuat manusia tidak berdaya untuk menghadapi penderitaanya. Dan manusia harus bangkit melawan penderitaan dengan kerjasama antar-manusia.
-Sekian.
___________&&&&_______&&&&_______
Penulis adalah mahasiswa semester IV yang sedang dalam proses studi filsafat di Komunitas Seminari Tinggi St. Camillus de Lellis, Nita Maumere.
Penulis juga adalah alumni SMA Negeri 2 Macang Pacar, Kec. Pacar. Kab. Manggarai Barat. NTT.
Tulisan di atas merupakan refleksi persuasif penulis di tengah pandemi Covid-19. Mohon doa kita bersama dalam proses studinya sekarang ini hingga kelak " Fr. Aldy " berhasil.
Harapan dan doanya dan doa kita bersama semoga Dunia yang sedang menangis ini cepat sembuh kembali seperti semula.
Kontributor : Aldisius Jemadut / Frater "Aldy "
Editor : HD.
-@hironimusdeo.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar