Tunas Rindu
Bumi semakin tua
Bumi terus menangis
hujan air mata dinegeriku
kaku ketakutan dalam sembahyang
Kau gelapku
Dan aku pelitamu
Walau tak seperti yang kau mau
Jejak goresan, juga bisikkan itu melekat dikenang setiap pijakkan kakimu
Di kelasmu
Aku rindu wajah lugu, polos dan pekik cita-citamu
Sejenak suram mimpi dalam lamunanmu, tidak dilamunanku
Sebab, merah putih merindukan pagi
Tunas - tunas muda
Di rumah
Engkau terkurung mimpi
Kita sama berjanji biarkan dunia menangis ilusi
Sampai lenyap dengan sendirinya
Sebab itu, kita tulis dalam abadi puisi
Dikertas putih
Kita bebas melepas gundah
Bersua dalam tugas yang berarti mimpi
Pada bulan
Aku titipkan rindu tak terhingga
Engkaulah anak panahku nanti terbang dihampar luas
Kau gelapku
Dan aku pelitamu
Sebab, sumpahku berdarah cinta dihari esokmu
Helung, 2 Mei 2020
Oleh: Hironimus Deo
Special to : SMA Negeri 2 Macang Pacar
Komentar
Posting Komentar