Dibalik Kafan Penyair // Secuil Puisi Mengenang Penyair Sapardi Djoko Damono.
Lahir, 20 Maret 1940
Wafat, 19 Juli 2020
Dibalik Kafan Penyair
Barisan pengiat bertambah
Literasi tumbuh subur
Hari ini serpihan kerinduan
Perlahan-lahan memuncak dalam kafan kematian
Barisan pujangga muda
Abadi semua mimpi
Pada setiap rima,nada dan majas
Syair_syair belum mati
dari pelosok sampai kota
Nyanyian kerinduan akan kehilangan
Yah. Kehilangan...
Dunia fiksi kini ada ratapan
Kehilangan abadi
Kehilangan bak anak panah mutiara
Namun, literasi bukan redupnya pada sebuah kehilangan
Senja itu muram sejenak
Digurat pipi penyair
riuh bingkisan foto berkeping keping luka
Sang guru diusia senja
Pergi meninggalkan kafan kematian
sajak_sajak belum mati dihujan air mata bulan juli
Sajak akan tetap hidup dalam imajinasi
Pada pagi
nyanyian tunas-tunas bangsa redup
nyanyian gugur pahlawanku
dibaluti kafan dunia badai
Hari ini catatan bersejarah
Hujan puisi mulai berparade rindu
Tentang kepergian sang pujangga cinta
Laskar-laskar berterima kasih
Dalam abadi puisi.
Helung, 19 Juli 2020
Oleh: Hironimus Deo.
Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Mantap guru
BalasHapusMantap pak guru.
BalasHapus