CINTAMU TAK TERHINGGA IBU // Nafas September
***
"Cintamu Tak Terhingga Ibu"
***
Dalam cerita sejukmu pagi itu. Dua puluh sembilan beberapa tahun yang lalu engkau hadirkan sosok sayang yang sempurna ini. Ibu tangisanmu pecah, aku ingat betul. Engkau wanita yang pertama kukenal didunia ini berhati lembut bak sutra. Ibu bias sosok mungil ini hadir merekah ditemani sang ayah yang hebat dan kuat. Tangisan mungil kesekian kalinya ditemani aroma kuntum mawar bertabur wangi bukti cinta dan kasih sayangmu. Dahulu aku terlahir sempurna hari selasa pagi melihat cerahnya dunia seperti yang engkau janjikan hari ini.
Sejenak menengok kesabaranmu cukup terpatri. Kesabaran dan cintamu tumbuh memekar, juga perkenankan engkau melindungi dari terik dan dingin dunia, susah dan senangnya kehidupan, baik dan kejamnya zaman , bertahan hingga kini dalam kesempurnaan hidup, dalam masa sulit engkau merangkul aku dalam pelukan hangat yang tak ada duanya.
Melangkah dengan usia baru, adalah suatu gentar bagiku. Kala sebuah ritual dirayakan dengan nyala lilin-lilin yang bercerita tentang kebahagiaan.
Waktu berjalan tiada henti mengiringi rembulan dan mentari yang terbit nan tenggelam setiap hari mengiringi usia yang baru terus bertambah dari hari ke hari hingga saat ini.
Ibu engkau cukup berhasil memberi pelajaran yang berharga, engkau adalah gua pertapaanku tempatku teduh membasuh peluh. Pada langit biru engkau tunjukkan bukti cinta dan arti perjuangan hidup. Bukti keikhlasan engkau merebah pasrah sabar dalam kurun waktu sembilan bulan, engkau kuat, engkau tabah dan susah payah menahan perih.
Ayah sudah mengajarkan tentang perjuangan hidup yang keras, rendah hati, sabar dan bijaksana. Setiap detak jantungku dalam setiap kesusahan, kerapuhan hidup tak ada jalan pulang selain pulang untuk pelukan cinta kebesaranmu.
Terima kasih kepada ibu yang hebat dan ayah yang kuat untuk membesarkan diri ini. Terima kasih Tuhan, atas segala anugerah-Mu, di usia yang baru ini. Menulis rapi di hati kisah yang sudah mengemas tentang hidup ini. Merajut lagi yang belum terwujud.
Terima Kasih Tuhan🙏
-Deo Hironimus-
Helung, 29 September 2022
Komentar
Posting Komentar