HUJAN DUKA // ASTRIVO - SAJAK KEHILANGAN
Hujan mendatangkan basah, Demikian hujan senja yang mendatangkan air mata kehilangan.
HUJAN BERSELIMUT DUKA
Hujan menyapa senja penuh air mata
Senja kini tak lagi jingga
Langit menangis berlinang air mata
Membawa kabar duka yang menganga
Senja ini bercerita tentang hujan berselimut duka
Tentang guntur beretorika tanpa mengucap kata
Mengagetkan lamunan bahwa pahlawan telah tiada
Hujan ini hadir penuh air mata
Menyaksikan kepergian pahlawan tercinta
Pahlawanku..
Kaulah setetes embun yang menyejukan
aksara
Kaulah cahaya yang menerangi jiwa dari segala gelap dunia
Pahlawanku..
Aku sungguh tak menyangka
Kini engkau telah tiada
Bukankah kemarin kita bercanda bergelak tawa tentang dunia??
Tapi mengapa?
Hujan kali ini membawa lara
Hujan....
Aku benci hadirmu!!!
Kau hanya menghadirkan duka
Membawa sendu dibawah gelapnya mendung
Membuatku tak mampu menahan tangis ini
Pahlawanku..
Dada ini begitu sesak
Kesedihan teramat dalam
Menyaksikan tubuh tegap berparas tampan
Harus terbungkus kain kafan itu
Pahlawanku.. Kini ku tak lagi melihat senyum sunggingmu
Tak terdengar lagi celoteh cintamu
Yang ada hanyalah kenangan pada kata yang kususun menjadi aksara bercerita tentang hujan berselimut duka
Selamat jalan pahlawanku!!
Watu Wangka, 4 Oktober 2022
(Deo Hironimus/red)
Komentar
Posting Komentar