Pengaruh Istilah Asing di Tengah Covid-19 Sebuah Kajian Semantik Bahasa Indonesia
Seperti kita ketahui pada awal tahun 2020, Covid-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Kasus atau bencana ini diawali dengan informasi dari World Health Organization (WHO) pada tanggal 31 desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia. Kasus ini terus berkembang sampai ke pelosok dunia, hingga adanya laporan kematian. Virus Corona dikenal sebagai virus yang mematikan dan membuat manusia cemas dan panic yang berlebihan. Virus ini pun hadir ditengah kehidupan manusia membawa dampak yang cukup memprihatinkan bagi kelangsungan hidup manusia. Di tengah pandemi ini juga membawa manusia kedalam kebingungan akan istilah-istilah baru yang muncul dan kerap kali tidak pernah di pakai dalam komunikasi setiap hari. Dan muculnya istilah baru itu membuat manusia tidak nyaman dalam menanggapi informasi baru mengenai virus Corona. Virus Corona merupakan kasus atau bencana besar yang menimpa manusia pada era sekarang. Virus Corona adalah penyakit dengan penularan yang sangat cepat. Seperti yang kita ketahui saat ini, Covid-19 menjadi masalah besar kesehatan dunia. Hadirnya Virus ini membuat manusia untuk sulit beraktivitas seperti pada sebelumnya. Bahkan, penyebarannya yang cepat dan sulit untuk diketahui membuat hampir seluruh negara di dunia menjadi kacau balau.
Pandemi ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan kasus-kasus baru di luar China. Pada tanggal 30 januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai Public Healt Emergency of International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Dalam kasus atau bencana yang mengguncang umat manusia di dunia, virus Corona sangat mematikan dsan memprihatinkan. Virus ini sangat menguasai kehidupan manusia. Corona menular dan menempel pada manusia tanpa memandang keadaan atau status manusia. Dari hal ini, begitu banyak akibat yang ditimbulkan oleh virus Corona (Covid-19) yang kini sedang melanda dunia dalam berbagai bidang kehidupan. Dan dunia pun mengeluh secara global.
Tinjauan dari perspektif Linguistik.Indonesia saat ini sedang dalam berperang melawan virus corona yang mematikan dan mencemaskan masyarakat. Dan setelah beberapa bulan sejak virus korona menjadi pandemi pembicaraan banyak orang, terutama di Indonesia mulai beralih pada topik lain yaitu tentang penyebaran virus corona ini. Oleh sebab itu, muncul istilah-istilah baru pada era virus corona ini yang membingungkan masyarakat. Beberapa ahli bahasa atau linguis melihat lebih dekat fenomena bahasa yang terjadi akhir-akhir ini lewat beberapa penelitian daring seperti lewat korpus yang dilakukan Tim editor Oxford English Dictionary. Dari perspektif linguistik, tentu hal ini menjadi menarik karena kita secara tidak sadar menggunakan dan mendapatkan istilah-istilah baru dalam bahasa kita sehari-hari.
Hadirnya virus korona di negara Indonesia memunculkan sebuah kebingungan mengenai istilah-istilah baru. Penggunaan istilah atau bahasa sehari-hari di situasi pandemi seperti ini juga memunculkan masalah baru bagi masyarakat, seperti ketakutan dalam berkomunikasi langsung karna takut kesalahan dalam mengunakan kata atau istilah yang muncul.
Hadirnya virus korona di negara Indonesia memunculkan sebuah kebingungan mengenai istilah-istilah baru. Penggunaan istilah atau bahasa sehari-hari di situasi pandemi seperti ini juga memunculkan masalah baru bagi masyarakat, seperti ketakutan dalam berkomunikasi langsung karna takut kesalahan dalam mengunakan kata atau istilah yang muncul.
Lebih jauh lagi, munculnya kosa kata baru yang sehari muncul dimasa pandemi ini menyebabkan streotip negatif. Seperti kata Wuhan Virus dan China Virus. Orang menyebut Wuhan Virus dan China Virus karena virus ini pertamakali muncul dari kota Wuhan propinsi Hubei China. Dan streotip negative Corona bahkan lebih buruk lagi di Indonesia, dimana hal ini menjadi stigma buruk bagi penderita dan membuatnya dijauhi masyarakat. Orang harus menghindari kontak fisik dan menghindari obrolan terkait korona karena sudah bosan mendengar informasi mengenai korona setiap hari.
Pengaruh istilah baru di tengah Covid-19
Banyak masyarakat Indonesia yang tahu bahwa Covid-19 adalah singkatan dari ‘’Coronavirus Disease’’. Kosa kata baru kebanyakan akronim-akronim yang bermunculan, seperti nama status orang terjangkit seprti Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), domain Tindakan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Alat Pelindung Diri (APD), Pandemi, Pandemik, endemi, endemis, endemik, physical distancing, sosial distancing, jaga jarak. Penggunaan istilah atau bahasa sehari-hari di situasi pandemi seperti ini juga memunculkan masalah baru, yaitu ketakutan dalam berkomunikasi. Bahkan lebih buruk lagi di Indonesia, di mana hal ini menjadi aib dan stigma buruk bagi penderita dan membuatnya dijauhi masyarakat. Beberapa orang juga menghindari obrolan terkait korona karena sudah bosan ‘’terpapar’’ informasinya setiap hari dan kadang memunculkan informasi yang lari jauh dari kenyataan yang sebenarnya atau hoax.
Semoga pandemi ini segera berakhir dan juga permasalahan yang ditimbul akibat fenomena penggunaan bahasa di segala kalangan. Karena bahasa juga bisa jadi ‘’virus’’ yang bisa digunakan untuk menyerang dan merusak hubungan sesama manusia. Dari hal ini, begitu banyak masyarakat yang sulit untuk berkomunikasi antar sesama karena mengalami kebingungan dalam mennggunakan kata yang tepat terkait virus corona.
Dalam perspektif ini menimbulkan bahasa yang tidak komunikatif dan bisa berdampak percepatan penyebaran covid-19, sebab masyarakat kurang memahami bahasa dan istilah asing dan mengalami kebigungan dalam menangkap informasi. Jika pemerintah ingin menekan angka penyebaran covid-19 maka penggunaan bahasa pada masyarakat harus disesuaikan dengan menggunakan bahasa yang komunikatif dan cepat di tangkap oleh masyarakat.
Istilah-istilah
Pandemi
Dalam istilah kesehatan, pandemi berarti terjadinya wabah suatu penyakit yang menyerang banyak korban, serempak di berbagai negara. Dengan adanya penyebaran Covid-19, kita kerapkali mendengar istilah wabah, epidemi, juga pandemik. Baik epidemi maupun pandemik mempunyai arti yang serupa, tapi tidak sama dengan wabah. Kata wabah sendiri bisa diartikan sebagai melonjaknya jumlah kasus penyakit pada suatu tempat tertentu. Dalam hal ini berkaitan dengan peningkatan penyakit yang terjadi pada suatu tempat. Yang dimana di tempat tersebut mengalami peningkatan atau kenaikan penyakit terutama dalam penyakit Covid-19.
Pandemik
Pandemik adalah tingkat penyebaran yang paling tinggi. Suatu penyakit dikatakan pandemik apabila sudah menyebar secara cepat ke seluruh pelosok dunia dengan tingkat infeksi yang tinggi. Penyebaran penyakit ke seluruh pelosok dunia akan menimbulkan kematian dan penderitaan terhadap diri manusia yang sangat cepat. Sehingga manusia pun takut dan tidak nyaman dalam beraktivitas, karena adanya pandemik yang dapat mengancam dan mencemaskan kehidupan manusia.
Endemis
Endemis adalah penyakit yang terdapat di tempat-tempat atau di kalangan orang-orang tertentu dan terbatas pada mereka saja. Dalam hal ini, berarti penyakit yang tertular tersebut hanya terdapat pada suatu tempat tertentu, yang dimana pada tempat dan kalangan lain tidak terinfeksi atau tidak tertular. Oleh karena itu, endemis adalah berkaitan dengan tempat atau kalangan tertentu.
Endemik
Endemik adalah penyakit yang tingkat penyebaranya lamabt dan muncul hanya di tempat atau area tertentu. Penyakit endemik muncul secara konstan dan bisa di prediksi kapan akan berakhir. Endemik ini tidak seperti pandemic. Pandemik, penyebarannya sangat cepat dan menyebar keselurtuh pelosok tanpa memandang keadaan dari suatu tempat tersebut. Sedangkan Endemik, penyebarannya sangat lamat dan hanya muncul pada salah satu tempat atau area tertentu.
Physical distancing
Physical distancing atau pembatasan fisik adalah serangkaian tindakan intervensi nonfarmasi yang dimaksudkan untuk mencegah penyebran penyakit menular dengan menjaga jarak fisik antara satu orang dan orang lain. Salah satu langkah yang disarankan untuk mencegah penyebaran virus corona yaitu dengan jaga jarak agar penyakit yang penularan sangat cepat dapat diputusi dengan menjaga jarak satu sama lain. Jaga jarak pada intinya cukup efektif untuk mencegah penyebaran virus corona. Namun, hal ini perlu disertai dengan upaya pencegahan lainnya. Jaga jarak bukan hanya berlaku di tempat umum, tetapi juga berlaku di seluruh rumah tangga di setiap keluarga. Karena di antara keluarga belum tentu semuanya itu negative atau tidak memiliki penyakit yang penularannya sangat cepat.
Sosial distancing
Sosial distancing merupakan salah satu langkah pencegahan dan pengendalian infeksi virus corona dengan menganjurkan orang sehat untuk membatasi kunjungnan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Dalam penerapan sosial distancing ini, seseorang tidak diperbolehkan untuk berjabat tangan serta harus menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang sekitar. Sosial distancing ini masih sangat sama dengan physical distancing, dengan tujuan jaga jarak untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona atau penyakit dengan penularan yang sangat cepat.
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi masyarakat Indonesia dalam keterampilan berbahasa dan hubunganya satu sama lain yang lazim digunakan sebagai bahasa verbal dan nonverbal ( H.G. Taringan 1980:10). Dan hadirnya pandemi Covid-19 masih menjadi bahan pembicaraan orang. Dan disela-sela itu terselip kata-kata atau istilah yang menjadi tren di antara para pengguna bahasa. Dan berbagai ragam istilah–istilah baru yang muncul di tengah pandemi ini, kadang membuat masyarakat menjadi bingung dan sulit untuk berkomunikasi satu sama lain karna tidak mengerti dan tidak paham kapan istilah baru itu digunakan.
Oleh karena itu, virus Corona juga membawa dampak yang cukup baik bagi masyarakat terutama berkaitan dengan istilah-istilah baru, yang dimana pada sebelumnya istilah itu tidak dapat dipahami oleh masyarakat Indonesia. Istilah-istilah yang baru itu, membuat masyarakat untuk berlatih menggunakan bahasa yang cukup tren dikalang pandemi corona ini. Dan kita tidak perlu cemas dan takut dalam berkomunikasi, terutama tentang informasi pandemi Corona. Karena kita cukup mengerti apa arti dari istilah-istilah baru yang sebelumnya kita tidak pernah dengar dalam menggunakan bahasa kita sehari-hari.
Penulis : Aldisius Jemadut " Fr. Aldi"
Seminari Tinggi St. Camillus de Lellis, Nita Maumere. Seorang
Aldi juga Alumni SMA Negeri 2 Macang Pacar, Kec. Pacar, Ntt.
Aldi juga Alumni SMA Negeri 2 Macang Pacar, Kec. Pacar, Ntt.
Editor : Deo H
Menurut saodara, kenapa bisa terjadinya virus korona diindonesia? Kemudian, kan selama ini berbagai upaya yg dilakukan oleh pemrintah, tapi tidak begitu mempan !! Menurut saodara, Salah satu langkah yg tepat utk mencegah virus corona, seperti apa?
BalasHapusHemat saya bukan mengurangi apa yang disampaikan, langkah yang relevansi adalah kembali pada kesadaran manusia itu sendiri. Ketidaksadaran manusia membuat angka positif Corona meningkat Nah, ada upaya dari pemerintah. Namun tidak diindahkan oleh masyarakat.
Hapus