PUISI- Wabah Tak Punah II Theresia Hayati

 


                    Theresia Hayati


Theresia Hayati dengan sapaan akrab teman sebayanya Tere. Dia adalah salah satu mahasiswi yang berprestasi lolos seleksi SNMPTN di Universitas Nusa Cendana Kupang NTT tahun akademik 2020/2021.

Selain itu, Tere adalah alumni SMA Negeri 2 Macang Pacar tahun 2020 yang mempunyai bakat dan kompetensi. Tidak heran adik Tere ini cerdas. Semasa sekolah dia sering berprestasi dalam bidang kognitif, dia aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler/ psikomotorik sebagai ketua pramuka dalam yel yel semangat menggebu menggerakkan temannya.

Dia juga ditunjuk sebagai salah satu anggota Paskibraka promotor SMA Negeri 2 Macang Pacar dalam setiap momentum ulang tahun besar Negara tingkat Kec. Pacar. Kab. Manggarai Barat, Ntt.

Keterampilan lain Rere tampil aktif dalam seni tari, puisi dan publik speaking MC dalam setiap acara di sekolahnya.

Tentu para guru SMA Negeri 2 Macang Pacar dalam komunitas Literasi SADANA sangat antusias dan bangga terhadap alumni cantik ini.

Dalam terpaan musim yang merengut ribuan nyawa tahun ini. Mahasiswi ini mencurahkan kesedihan digurat hatinya dalam karya sastra fiksi "Puisi".

Mohon support dan saran ya teman-teman untuk membangun tulisan selanjutnya.

Selamat membaca ya teman- teman.


Wabah Tak Punah


Menatap kembang yang membisu di depanku
Tergerak oleh semilir angin  mengebah debu yang melekat padanya


Aku terdiam
Mata memandang lebih jauh
wabah ini seperti debu
Tertiup angin lalu pergi
Atau bagai capung yang hinggap lalu terbang menusuk


Wabah melanda kepelosok negeri dengan polos
Merengut belasan hingga ribuan jiwa
Lalu diam, bertanya ini salah siapa?
Ah, ini belenggu...
Kurangnya kesadaran hati dan kepala


Pikiran pun melayang, terbang dan membayangkan kembang berselimut debu
wabah hadir mengubah semua kehidupan


Dunia rapuh
Penuh goncangan
Penuh tantangan wabah yang tak kunjung punah


Corona namanya
Menyingkirlah dari bumi hidupku
Biarkan semua hidup seperti semula.
Yang tak ada lesu dan panik akan berita memilukan.
Yang tiada mengundang air mata selalu merindu
Rindu akan kebersamaan


Namun kebersamaan itu pecah tak jadi kenangan
Karna mata rantai wabah yang tak ingin kalah.
Ribuan jiwa telah kau lenyapkan dengan mudah tanpa ampun.
Punahlah wahai wabah dibumiku.



Kupang, 3 September 2020

Editor : Hironimus Deo

Penggerak literasi SMA Negeri 1 Pacar Mabar, NTT.


Komentar

Postingan Populer