Tiga Puisi Momentum Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda // Tian Garman

https://hironimusdeo.blogspot.com/ 


*  Tian Garman *

Siswa kelas XI program Bahasa SMA Negeri 2 Macang Pacar



"Sumpahmu Takkan Mati"


Sumpah dan janjimu
Cerita dan kisahmu
Selalu dikenang..
Dicerita..

Selalu berulang dalam 
Setiap penantian

Dahulu engkau menciptakan
Jejak cerita tentangmu

Sembilan puluh dua tahun silam
Dengan tekat yang kuat
Semangat yang bulat
Melunturkan seribu peluru
 
Dengan berlilit cinta
Akan bangsa

Meskipun seribu bedil 
Menusuk matamu
Seribu cakar yang siap
Menyayat dagingmu

Engkau tetap tegak
Menantang yang mencabik
Berdiri...
Setia.. pada pancasila
Menyatukan tanah air Nasionalisme

Engkau biarkan dagingmu
Terpisah dari tulangnya
Demi bahasa yang suci

Engkau biarkan darahmu
Mengalir bagai laut
Pisah dari tubuhmu
Demi bumi pertiwi

Wahai pemuda bangsa
Telah tiba harimu
Hari yang berulang setiap penantian

Jagat raya bersorak
Seluruh alam nyanyikan syahdu

Engkau telah torehkan tinta emas
Bagi generasi penenrusmu
Engkau mencetak generasi emas 
Yang indah tuk dikenang

Wahi pemuda pejuang
Segala perjuangmu
Tercipta dalam aksara 
Menciptakan jejak
Membekas dalam hati

Semua cerita tentangmu
Takkan pernah berakhir
Terus terucap

Ceritaku
Cerita mereka
Tentangmu
Terpatri sejak dahulu
Kini dan nanti

Sungguh
Engkau takkan mati
Dibatas usia
Jayalah Indonesiaku hebat


"Janjimu Ilusi"


Ditengah kondisi yang tak pasti
Menjalar janji janji manis.
Berawal sepi yang menepi
Kini berubah hilir mudik
Para politisi mencari oposisi
Ditengah  wabah yang tak
Pasti kapan hilang

Para oposisi menjanjikan hal 
Yang indah pada saat deklarasi
Dengan mulut manisnya bercakap
Seperti sautan manisan
Didalam bagai empedu

Tim sukses tampil seksi
Siapa berduit dapat jatah upeti
Sementara jelata biasa hanya pemanis janji

Yah, sebenarnya janji harus ditepati
Bukan hilang rasa empati di
hati.

Ha ha ha...
Begitulah...

Rakyat hanya mengikuti
Alur yang tertata rapi
Dengan janji janji manis
Yang menjadi semu dimakan waktu.

Rakyat tertunduk lesu
Bagaikan mawar
Ditikam sirna oleh matahari janji

suara yang menggelegar 
Memecah heningnya alam yg sedih
Atas berhasil menggengam kapasitas
Yang indah

Walau rakyat makan ilusi
Oleh janji janji yang tak pasti
Hidup melarat
Bagai yatim piatu
Telah dicela ibu tiri

Sementara mereka masih tertawa
Sepuas tenaga
Pulang menjinjing peti peti emas
Hasil dari janji janji semu.

Pemuda malam


Malam itu gelap pekat
Sepi 
Sunyi tak ada penghuni
Gelap yang mencengkam
Bintang ditelan kabutnya alam
Bulan hilang entah kemana
Bulan hilang tak meninggalkan jejak

Dalam kesunyian ia datang
Menebarkan senyum 
Menghilangkan sunyi dan senyap

Wangi tubuhnya
Bagaikan mawar yang berkembang.
Akupun terhipnotis olehnya

Ia membawaku dalam kesesatan
Ia memelukku
Hingga aku melekat pada tubuhnya

Waktu berjalan dengan cepatnya
Kuterletak tak berbusana 
Lemah tak bertenaga lagi
Terbaring lemas diatas ranjang
Emasku telah dibawa
Hilang sudah kemurnianku
Sejenak hati meronta

Serasa hidup melewatiku
Hidupku tak berarti lagi


Puing, 28 Oktober 2020


Editor ; Hironimus Deo

Penggerak Literasi SMA Negeri 2 Macang Pacar. Mabar.


Komentar

Postingan Populer