Kisah Nyata : Lukisan Kagum Bayanganmu // Putry - SADANA SMANSAP



Halo sahabat pena literasi digital, terus ekspresikan Kreativitasmu hingga abadikan sebuah cerita nonsastra. Karya itu adalah hal menjadi seni untuk pandai merangkai kata kata indah dan menarik.

Sahabat pena, nama saya Putri E.Y Jaya, biasa disapa Putri, hobi saya di sekolah adalah menulis, menari, membaca, paskibra, pramuka, publik speaking, dll.

Kali ini saya membagikan sebuah kisah nyata dalam temu akrab OMK. Selamat membaca sahabat digital. 

Salam Lestari Literasi  



 Penulis: Putri E Y.Jaya
Kelas XI program Bahasa
SMA Negeri 2 Macang Pacar



Bagian I
__________
****
Sekarang aku sadar, aku sedang terjebak dalam ekspektasiku sendiri. Harapan yang terlalu tinggi membuatku jatuh sangat sakit. Aku mencintai pelangi yang bahkan tidak dapat menemaniku satiap saat,yang datang hanya untuk dilukiskan betapa indahnya dia lalu pergi tanpa meratapi betapa sakitnya rasa kehilangan yang menyiksa batin ini. 

Pertemuan itu adalah awal yang baik untuk sebuah kehancuran yang tak kunjung membaik,kau datang bagai pelangi yang menyapa dengan sejuta keindahan yang membangkitkan ekspektasi untuk memilikimu.

***
Dua minggu yang lalu, kami ada kegiatan keluar, sebuah kegiatan perutusan dari paroki St. Simon Petrus Compang untuk mengikuti kegiatan temu akrab Orang Muda Katolik (OMK) di Bari, Kecamatan Macang Pacar. Perjalanan jauh tidak membuat kami gentar untuk bertemu dengan kawan-kawan OMK. Kami disambut dengan senyuman dan sapaan hangat dari tuan rumah, terlintas seorang lelaki gagah perkasa , dia berdiri dengan senyuman yang mengisyaratkan banyak hal. Tidak akan kulewatkan,membalas senyumannya suatu kebahagiaan tersendiri bagiku. Yah. Entahlah.

Kami berkumpul di dalam aula paroki itu, lalu melaksanakan beberapa kegiatan yang sifatnya keagamaan, suasana kebersamaan kami disana makin lama makin asik,dan senja menutup rapi kisah hari pertama itu. 

Hari kedua kegiatan kami diisi dengan berbagai kegiatan menarik yang menambah kesan kebersamaan juga keakraban antara kami sesama orang muda. Sedikit kewalahan dengan padatnya kegiatan namun semangat kami Orang Muda Katolik (OMK) terus membara menutupi jiwa lelah masing-masing. 
Malam kesenian pun tiba, malam yang ditunggu-tunggu. Pentas seni yang menampilkan keberagaman kreasi kawan - kawan OMK sangat memukau dan memanjakan mata; Kesempatan itupun tiba,ketika aku dan temanku beranjak ke panggung,mengisi pentas seni dengan tarian kontemporer yang menarik perhatian banyak mata. 

Malam itupun berakhir dengan acara bebas yang ditunggu banyak orang, dan yah sekali lagi aku melihat pelangi yang menyapaku diawal itu,dia duduk ditengah ramainya Orang Muda Katolik (OMK) yang menikmati alunan musik yang fantastis,dia sepertinya menatapku namun tak mengatakan apa-apa.
 

***
Hari ketiga, sekaligus hari terakhir kami disana, banyak kegiatan dihari itu yang tentunya menarik, lagi-lagi dia menatapku di tengah banyaknya orang muda namun tak lama kemudian, sepertinya melamun tidak asik,tapi dia indah di mataku, dan hmm, ia seperti pelangi.

Aku tertarik mengenalnya lebih jauh, "apakah dia juga merasakan hal yang sama? Apakah dia menyukaiku? dan apakah dia tidak ingin mengobrol sebentar?" getaran nadiku sejenak meronta. 

***
Seluruh kegiatan itu ditutup dengan berdo'a bersama digereja, dan sekali lagi dia membuatku semakin penasaran. Dia pelayan liturgi, dia bukan frater, dia bukan imam sepertinya, dia terlihat gagah dengan jubah putih yang menutupi badan tingginya itu. Sesekali aku menatapnya dalam-dalam, dan ssttt dia menatap balik meninggalkan bekas senyum manis padaku. Betapa hangatnya perasaanku saat itu, sehangat asap dupa yang dia pegang. Aku merasa seperti.....Tuhan memberikannya padaku, setelah sekian lamanya hidup ini tanpa sosok orang sepertinya. Ya entahlah... hehe.

Dia sepertinya frater bukan?, yang hidupnya lajang selamanya itu. Lagi-lagi aku kagumi laki -laki itu. Aku hanya tersenyum kagum padanya. Menurutku pacaran hanya akan membuang waktu,namun sekarang aku menyadari betapa berharganya waktu walau hanya sekadar menatapnya sebentar saja. Kira -kira tiga puluh detik yang mengesankan saat dia menatapku. Misa selesai, aku berharap itu bukan terkahir kalinya aku bertemu dengannya. Yaaaaa jika dia meminta nomorku atau akun Facebookku. Namun apa yang kudapat? Hhhh hanya tatapan selamat tinggal tanpa sepatah kata darinya, aku mengerti dia gugup pun malu tapi...bukankah dia harus melawan rasa itu kali ini saja?,  Sayonara. 

Banyak ucapan selamat tinggal dari kawan-kawan OMK,namun dia?, diam seribu bahasa. Dia laki-laki menyebalkan yang pernah kukenal,etssss hampir kenal maksudku. Bahkan namanya aku tak tahu,lucu sekali kisah ini,kau menyukai sesuatu tapi kau tak tau itu apa?. 

 " Brummmm brummm" suara mobil mengalihkan pandanganku darinya, dengan rasa hampa aku masuk dan menutup pintu mobil, dia mematung, dia konyol. Aku menyesal bertemu dengannya, dia seperti mati rasa, aku menghibur diri dengan bercerita banyak di mobil, berharap aku dapat melupakannya.


***
Tiga hari setelah perpisahan itu. "Creng" notif Facebookku berbunyi, "hmmmm siapa yah?" Ungkapku dalam hati sambil membuka notifikasi itu. Aku tak tahu itu siapa, jarang sekali ada yang ngechat di Facebook,biasanya di WA, Aku tidak terlalu meladeni percakapan itu,sampai akhirnya dia menanyakan namaku, dan semua hal tentangku, aku merasa seperti familiar dengan foto profil itu walaupun fotonya tidak terlihat begitu jelas, nahhhhh sekarat aku teringat dengannya." Apakah ini dia? Atau?" Tanyaku dalam hati, dan ternyata benar saja, itu adalah pelangi yang sempat aku lihat di Bari,dia yang menyebalkan,dia yang memikat hatiku dengan senyuman dan tatapannya itu. Seketika aku mulai merasakan perasaan yang pernah kurasakan saat pertemuan pertama dengannya." Maaf yah, jaringan disini jelek, susah banget dapet jaringan, harus naik gunung dulu" katanya menjelaskan kenapa dia membalas begitu lama. 
Aku memahaminya,disana jaringan memang tidak bagus dan aku tidak mempermasalahkan hal itu bahkan saat dia membalas pesan singkat via WhatsApp sangat lama, malam itu berakhir,aku tidur dengan nyenyak, legah karena benih asmara yang sempat tertabur dihatiku.

***
Pagi pun tiba, seperti biasa aku ke sekolah tapi dengan perasaan yang lebih bahagia, berharap sepulang sekolah dia kembali mengirim notif Facebook walau harus naik gunung dulu,hmm nyatanya dia tidak punya WA, mungkin karena percuma punya WA tapi jarang online karena jaringannya tidak mendukung, dan sejak hari itu dia hilang kabar, tidak ada lagi notif lagi darinya, aku tahu alasannya, jaringan Telkomsel kurang bersahabat!. Sejak hari itu, semuanya terasa hampa, tidak ada yang menarik setiap hari, dunia hitam putih tanpa corak warna pelangi, menunggu notif darinya yang mungkin tak akan kudapatkan lagi,atau.... menunggu satu,dua minggu lagi. Hmmm pelangi, kau pelangi, datang sesaat hanya untuk menyapa lalu pergi tanpa berpamitan, menunggu waktu yang tepat untuk muncul kembali, tak apa aku akan menunggu, karena sesuatu yang indah tepat pada waktunya nanti.
Waktu terus berjalan seolah menyiapkan kedatangannya walau hanya sekedar komunikasi tanpa ekspresi. 

***
Oh iya, rupanya bulan oktober mendatang akan ada temu akrab OMK lagi, dan itu tidak akan terasa lama, kuharap dia bisa bertemu lagi tanpa canggung untuk menyapa satu sama lain dan warna pelangimu akan lebih cerah dari pertemuan sebelumnya. 

Editor : Hironimus Deo// red

Komentar

Postingan Populer